Mayat perempuan memakai sweater kuning di Kanal Turi Tunggorono, Jombang, diduga menjadi korban pembunuhan. Siswi kelas 3 SMA itu hilang satu malam. Korban pamit ke ayahnya untuk janjian setelah belanja secara cash on delivery (COD).
Korban merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ibunya meninggal dunia sekitar 1 tahun lalu.
Sehari-hari, siswi kelas 3 SMA swasta di Jombang itu hanya tinggal dengan ayahnya. Sebab, kakak kandungnya, yang sudah berumah tangga, bekerja di Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paman korban , Suwari (54), menjelaskan keponakannya itu meninggalkan rumah pada Senin (10/2) sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, korban pamit untuk COD barang.
"Pamit ke bapaknya COD, tidak bilang COD apa dan di mana. Bapaknya mewanti-wanti supaya tidak pulang malam," jelasnya kepada wartawan di kamar jenazah RSUD Jombang, Selasa (11/2/2025).
Karena anaknya itu tak kunjung pulang, Misman menelepon nomor ponsel anaknya tersebut sekitar pukul 20.00 WIB. Namun ponsel korban sudah tidak aktif. Setiap 1 jam sekali Misman menghubungi ponsel putrinya.
Menurut Suwari, ponsel korban baru aktif dini hari sekitar pukul 00.30-01.00 WIB. Namun panggilan telepon dari Misman hanya tersambung, tapi tidak pernah diangkat.
"Keluarga bingung, sampai pagi keluarga tidak tidur. Tahunya pagi tadi ada kabar (penemuan mayat) dari Facebook," ungkapnya.
Keluarga korban pun bergegas ke RSUD Jombang setelah menerima informasi penemuan mayat. Benar saja, mayat wanita memakai sweater kuning itu adalah korban. Saat ini, jasad korban masih diautopsi.
Mayat korban ditemukan warga di Kanal Turi Tunggorono, Dusun Peluk, Desa Pacarpeluk, Megaluh, Jombang pagi tadi sekitar pukul 06.00 WIB. Korban memakai sweater kuning dan celana panjang warna hitam.
Terdapat luka di keningnya dan bercak darah di bawah mulutnya. Sejumlah luka gores juga ditemukan pada tubuh korban. Jenazah korban akan diautopsi untuk mengungkap sebab kematiannya.
(abq/iwd)