Polisi kesulitan menginterogasi AK (18), pemuda Dusun Jadugan, Desa Mojosari, Puger, Jember yang tega memenggal ayahnya sendiri, Jaenuri (60) hingga tewas. Setiap ditanya, pemuda itu malah mengumandangkan azan.
Sebagaimana diketahui, AK saat ini dirawat di RSUD Dr. Soebandi setelah mengalami luka di lehernya karena mencoba bunuh diri. AK menyayat lehernya dengan golok usai memenggal sang ayah.
Kapolsek Puger AKP Fatchur Rahman mengatakan, selama menjalani perawatan, AK menunjukkan perilaku yang aneh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sering tiba-tiba mengumandangkan azan dan ikamah. Bahkan, menjawab pertanyaan polisi dengan azan," katanya, Kamis (30/1/2025).
Lebih lanjut, kata Fatchur, pihaknya menduga jika tingkah laku yang tidak normal itu mengindikasikan AK mengalami gangguan kejiwaan setelah membunuh ayah kandungnya sendiri. Namun, pihak kepolisian untuk saat ini akan fokus pada penyembuhan luka, baru setelah itu memeriksa kondisi mental pelaku.
"Polisi menduga, AK mengalami gangguan kejiwaan. Saat ini kami fokus terlebih dahulu pada penyembuhan lukanya. Setelah itu kami akan memeriksa kondisi mentalnya," ujarnya.
Menurut Fatchur, setiap kali mengajak pelaku untuk membahas tindakan pembunuhan yang dilakukannya, ekspresinya langsung berubah. Matanya melotot tanpa menjawab pertanyaan apa pun.
"Tiba-tiba melotot, lalu diam tanpa menjawab pertanyaan apa pun. Karena kesulitan mendapatkan keterangan dari AK, polisi melibatkan ibu dan kakaknya," ucapnya.
Selain itu, hambatan berikutnya ialah polisi belum bisa mengakses ponsel milik AK. Pemuda itu seolah sangat enggan untuk memberikan kata sandinya. Pihak kepolisian sangat berharap agar ibunya bisa membantu.
"Setiap kali ditanya kata sandinya, pelaku selalu memberikan jawaban yang tidak jelas. Kami berharap ibunya bisa membantu membuka ponsel tersebut," jelasnya.
Kata Fatchur, penyelidikan kasus ini akan tetap dilanjutkan. Pasalnya, pihaknya perlu menggali motif AK membunuh ayahnya.
"Polisi tetap berusaha mengungkap motif AK membunuh ayahnya, terutama setelah melihat sikapnya yang berubah-ubah," paparnya.
Fatchur menyebut, pihak kepolisian juga akan meminta keterangan lebih lanjut kepada pihak keluarga. Guna memastikan apakah pelaku memiliki riwayat gangguan mental atau ada hal lain yang menyebabkan terjadinya insiden tersebut.
"Polisi ingin memastikan apakah ada riwayat gangguan mental atau kejadian lain yang melatarbelakangi tragedi ini," pungkas Fatchur.
(abq/hil)