Beberapa remaja di Surabaya terlibat aksi jambak-jambakan di area balai kota Jalan Jimerto. Dua remaja perempuan tampak menjambak dan menendang temannya sesama perempuan.
Pengeroyokan itu dilaporkan warga ke Satpol PP Surabaya setelah melihat aksi jambak-jambakan.
Berikut Fakta-faktanya:
1. Tiga Remaja Terlibat Jamban-jambakan-Pengeroyokan
3 Remaja perempuan terlibat aksi pengeroyokan di area Balai Kota Surabaya Jalan Jimerto. Dua remaja itu mengeroyok temannya yang sama-sama anak di bawah umur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2 Remaja perempuan menggunakan kaos hitam dan sweeter abu-abu berseteru dengan 1 remaja memakai kaos biru tua. Tak lama, remaja kaos hitam menampar remaja berkaos biru tua, lalu ditendang.
Lalu terjadi beberapa pukulan yang dialami anak berkaos biru tua ke bagian kepalanya. Remaja bersweeter abu-abu pun ikut-ikutan menghajar, menendang hingga menjambak.
Remaja berkaos biru tua terus dihajar meski sudah terjatuh berkali-kali, namun 2 remaja itu sudah membabi buta dan terus mengeroyok tanpa henti.
Aksi pengeroyokan itu terus dilakukan meski ada beberapa pengendara yang lewat. Di lokasi tersebut juga ada beberapa teman laki-laki yang memvideo, tapi mereka tidak ada yang melerai.
2. Satpol PP Dapat Laporan Pengeroyokan di Balai Kota Surabaya
Kepala Satpol PP Surabaya M Fikser membenarkan peristiwa tersebut. Dia mengaku kejadian itu terjadi Selasa (28/1/2025) sore.
"Ada warga yang melintas saat mereka berkelahi, melihat kejadian itu warga langsung mendatangi kantor kami dan melapor," kata Kepala Satpol PP Surabaya M Fikser, Rabu (29/1/2025).
3. Pemkot Surabaya Gandeng DP3A-PPKB
Pemkot Surabaya menggandeng Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) untuk dilakukan pendekatan pada anak-anak tersebut.
Pihaknya akan membantu mengecek permasalahan apa dan penyebabnya, sehingga anak-anak tidak melakukan perilaku ini.
"Kita menggandeng Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) untuk pendekatan pada anak-anak," tambahnya.
4. Satpol PP Surabaya Menghubungi Ortu Masing-masing
Satpol PP Surabaya menghubungi orang tua masing-masing remaja perempuan yang terlibat aksi jambak-jambakan hingga pengeroyokan di kawasan Balai Kota Jalan Jimerto. Mereka dihubungi untuk menjemput anak-anak di bawah umur tersebut.
"Kami datangkan orang tuanya, agar mereka tahu aktivitas apa saja yang anak-anak mereka lakukan, saat diluar rumah. Terlebih aktivitas anak-anak ini bersifat negatif dan merugikan," jelas Kepala Satpol PP Surabaya M Fikser, Kamis (30/1/2025).
5. Enam Remaja Diamankan Usai Jambak-jambakan
Satpol PP Surabaya mengamankan para remaja yang terlibat aksi kekerasan tersebut. Mereka dibawa ke Kantor Satpol PP untuk pendataan dan pembinaan lebih lanjut.
"Iya betul kita amankan. Rata-rata umur mereka 15 tahun, dan masih berstatus pelajar," ujar Fikser.
Selain mengamankan 3 remaja perempuan, Satpol PP juga mengamankan tiga remaja laki-laki sebagai saksi di lokasi kejadian.
"Total ada 6 anak yang diamankan, 2 pelaku, 1 korban, untuk 3 lainnya saksi," tambahnya.
6. Aksi Jambak-jambakan Dipicu Saling Ejek di Medsos
Rupanya aksi jambak-jambakan beberapa remaja perempuan itu dipicu saling ejek saat melakukan live TikTok.
"Kami data mereka, awal mulanya karena saling ejek di media sosial (TikTok) berlanjut saling bertemu. Rata-rata umur mereka 15 tahun, dan masih berstatus pelajar," ujarnya.
(dpe/fat)