.webp)
Reka ulang pembunuhan mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berinisial EJ (20) oleh tersangka Moh Maulidi Al Izhaq (21) asal Desa Lantek Timur, Kecamatan Galis, Bangkalan digelar. Puluhan adegan diperagakan tersangka.
Dari reka ulang tersebut terungkap kejinya pelaku membunuh korban. Bahkan pelaku masih memakai helm saat menghabisi pacarnya tersebut. Puluhan adegan itu dimulai dari pelaku dan korban yang berangkat dari kamar kos pelaku.
Kanit Pidum Satreskrim Polres Bangkalan, Ipda M Nurcahyo mengatakan dalam reka ulang itu pelaku memerankan 34 adegan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya jadi total semuanya itu ada 34 adegan yang dilakukan," ujarnya, Senin (16/12/2024).
Nurcahyo mengatakan seluruh adegan itu digelar di sawmill atau tempat pemotongan kayu di Desa Banjar, Kecamatan Galis.
Cahyo menjelaskan bahwa reka ulang hanya dilakukan di satu lokasi saja karena tidak memungkinkan dilakukan di lokasi yang lain.
"Sebetulnya itu adegannya ada yang di kos, minimarket, dan toko. Namun tidak memungkinkan dilakukan di sana. Jadi kami jadikan satu di sini," katanya.
Reka ulang itu selain disaksikan petugas juga disaksikan puluhan warga desa setempat. Warga berebut menonton aksi reka ulang pembunuhan yang dilakukan secara keji tersebut.
Sebelumnya, mayat EJ ditemukan warga terbakar di sawmill Desa Banjar, Kecamatan Galis, Bangkalan. Saat ditemukan, tubuh EJ hangus terbakar pada bagian tubuh dan terdapat sejumlah luka dan bekas darah di bajunya.
Kasus ini menjadi atensi berbagai pihak. Salah satunya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi memberi atensi kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Ia meminta pelaku dihukum seberat-beratnya.
Arifatul mengaku prihatin dengan kasus yang menimpa EJ (21) yang dibunuh kekasihnya, M Maulidi Al Izhaq (21). Mirisnya korban diduga tengah hamil dan meminta pertanggungjawaban pelaku.
"Kami sangat prihatin atas peristiwa itu. Perbuatan tersebut tidak manusiawi dan bisa dibilang biadab, itu tidak hanya melukai keluarga korban, tetapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan," ujar Arifatul, Jumat (6/12/2024).
(dpe/fat)
