Kematian Yayuk Farida (47) janda 3 anak asal Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo meninggalkan kesedihan bagi keluarganya.
Keponakan korban, Nindi Novia Ningsih mengatakan korban sempat berpamitan hendak ke pasar untuk belanja. Namun hingga siang hari korban tak kunjung pulang.
Keluarga sendiri sempat menghubungi melalui pesan singkat WhatsApp, tapi tak lama HP korban sudah tidak aktif lagi dan bahkan sampai sore masih belum ada kabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah maghrib, ibu (Yayuk Farida) memberi kabar kalau sedang berada di Dringu dan minta untuk dijemput. Setelah dijemput, malah tidak ada dan HP-nya tidak aktif lagi," kata Nindi sambil menahan tangis.
Beberapa jam kemudian, lanjut Nindi, dirinya dikabari oleh perangkat Desa Wangkal, jika korban berada di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Namun, sesampainya di rumah sakit, tepatnya sekitar pukul 23.00 WIB, korban sudah meninggal dunia.
"Jadi pas saya sama yang lain sampai, ibuk sudah ada di kamar mayat di lemari pendingin. Karena memang saat keluar ibuk tidak membawa identitas. Setelah selesai dimakamkan, baru keluarga bilang ke polisi kalau HP dan sepeda motor ibu tidak ada," jelasnya.
"Ternyata saat ditangkap, polisi memberitahu foto pelaku memang benar kecurigaan saya, kalau saya curiga ke pelaku ini dan yang membuat bingung keluarga dengan informasi palsu juga pelaku ini," tambah Nindi.
Menurut Nindi, pelaku juga sudah seringkali mengganggu keluarga korban, karena anak kedua korban sebelum berkeluarga tidak mau dan selalu menolak pelaku karena sudah memiliki istri.
"Mungkin tidak dapat anaknya, ibunya yang diincar. Saya mewakili pihak keluarga berharap pihak kepolisian memberikan hukuman yang seberat-beratnya, kami tidak sempat melihat wajah ibu sebelum meninggal," pungkasnya.
(abq/iwd)