'Nyanyian' Polos Anak di Gresik Ungkap Pembunuhan yang Dilakukan Bapaknya

Crime Story

'Nyanyian' Polos Anak di Gresik Ungkap Pembunuhan yang Dilakukan Bapaknya

Amir Baihaqi - detikJatim
Jumat, 11 Okt 2024 14:07 WIB
Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono)
Gresik -

Subandi, Kepala Desa Kedung Sumber, Balongpanggang, Gresik dan perangkatnya sedang menggelar rapat. Dalam rapat itu, mereka sepakat untuk mengawasi rumah yang ditempati keluarga Futro Paijan Efendi alias Fauzan.

Langkah itu diambil setelah perangkat desa mendapat laporan bahwa di rumah keluarga Fauzan itu jadi tempat penyimpanan mayat.

Informasi itu didapat setelah salah satu anak Fauzan secara tak sengaja memberitahukan kepada teman mainnya bahwa di rumahnya ada mayat. Informasi ini kemudian diberitahukan ke orang tua anak-anak dan dilaporkan ke kades setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subandi beserta perangkat desa setelah rapat pun mengintai rumah Fauzan. Namun hingga waktu subuh datang, tak ada tanda-tanda atau aktivitas yang mencurigakan.

Karena tak membawa hasil, Subandi lantas melaporkan informasi adanya penyimpanan mayat ke polisi. Hari itu juga, petugas kepolisian mendatangi rumah Fauzan, namun saat itu, kondisi rumahnya terkunci.

ADVERTISEMENT

Petugas lantas mendobrak pintu dan merangsek masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah, polisi menemukan tetesan darah yang mengarah ke kamar mandi.

Di dalam rumah itu, polisi juga menemukan kantong plastik berisi darah yang disimpan di dalam sebuah ember. Selanjutnya, sebuah jaket terbungkus kantong plastik masih berlumuran darah juga ditemukan.

Bau menyengat juga tercium dari dalam rumah dari sebuah dipan yang tertutup triplek, dari balik dipan itu lah sesosok mayat pria ditemukan dengan kondisi tangan dan kaki terikat tali plastik.

Mayat lantas dievakuasi ke rumah sakit untuk diautopsi. Polisi selanjutnya mencari Fauzan dan keluarganya yang telah lenyap. Belakangan, Fauzan diketahui tinggal di rumah mertuanya di Desa Benjeng.

Bapak dua anak itu lantas dibawa ke kantor polisi. Di hadapan penyidik, Fauzan mengakui membunuh pria yang ditemukan di rumahnya. Belakangan mayat tersebut diketahui bernama Suwono.

Pembunuhan pada sekitar Juli 2006 itu berawal dari masalah utang-piutang. Saat itu, Suwono memberi utang Fauzan hingga Rp 12 juta untuk usaha showroom sepeda motor. Namun usaha showroom itu bangkrut.

Waktu pembayaran utang Fauzan pun tiba, Suwono lantas mendatangi rumah Fauzan. Di sana ia mendesak agar Fauzan segera melunasi utangnya. Jika tidak Suwono akan melaporkan Fauzan ke polisi.

Ancaman Suwono itu membuat Fauzan bergeming dan tetap mengaku tak bisa melunasi. Karena hal ini, Suwono lantas emosi dan hendak memukuli Fauzan.

Tapi belum sampai memukul, Fauzan kemudian menusuk Suwono dengan pisau dan pedang hingga tewas. Mayatnya kemudian disembunyikan di balik dipan. Celakanya, aksi ini diketahui oleh anak sulung Fauzan.

Setelah membunuh dan menyembunyikan mayat, Hermin Narti, istri Fauzan kemudian tiba di rumah. Hermin yang mengetahui ada ceceran darah langsung membersihkannya tanpa bertanya ke suaminya.

Beberapa hari setelahnya, seluruh keluarga Fauzan kemudian diboyong ke rumah mertuanya di Desa Benjeng. Namun sebelum pindah, anak sulung Fauzan dengan lugu menceritakan kepada teman-teman mainnya bahwa di rumahnya ada mayat. Dari sini lah semuanya terbongkar.

Setelah terbongkarnya kasus pembunuhan itu, istri dan anak-anak Fauzan sendiri ketakutan untuk kembali menempati rumahnya. Mereka kemudian memilih tinggal di Desa Benjeng.

Terlebih kondisi anaknya yang mengalami trauma karena mengetahui pembunuhan itu. Anak Fauzan juga tak menyangka dari 'nyanyiannya' ke teman-teman bermainnya membawa bapaknya kini ditahan polisi.

Crime Story merupakan rubrik khusus yang mengulas kisah kriminal yang pernah terjadi di Jatim. Crime Story tayang setiap Senin dan Jumat. Untuk mengetahui kisah Crime Story lainnya, klik di sini.

(abq/iwd)


Hide Ads