Warga kompleks Vila Syariah Bunga Tanjung, Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, kembali beraktivitas normal pasca penangkapan 3 terduga teroris di lingkungannya.
Dari pantauan di lokasi, anak-anak yang tinggal di pemukiman tersebut tampak bermain di akses jalan yang ada di komplek perumahanan. Mereka seakan tidak terganggu dengan aktivitas yang terjadi pada hari sebelumnya.
Hanya saja rumah terduga teroris masih terpasang garis polisi di pagar depan. Pihak kepolisian juga menggelar Jumat Curhat yang digelar lingkungan setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Jumat Curhat itu, kepolisian mendorong warga untuk lebih peduli dengan sekitar tempat tinggalnya.
"Kita tetap dukung pariwisata tetapi namun warga Batu lebih meningkatkan kepedulian kepada tetangga, mengindentifikasi. Sehingga saling kenal tetangga. Saya yakin ini bisa dicegah seyogyanya demikian," ujar Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata kepada wartawan," Sabtu (3/8/2024).
Meski sudah beraktivitas normal, warga kini lebih berhati-hati untuk menerima orang luar yang ingin mengontrak di wilayah tersebut.
Para tetangga mengaku kaget terkait ada penangkapan satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak diduga sebagai teroris. Mereka diketahui baru mengontrak selama hampir satu tahun.
![]() |
Sebelumnya, 3 orang diamankan Densus 88 di kompleks vila Syariah Bunga Tanjung, Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Ketiga terduga teroris itu diketahui berasal dari Jakarta.
Ketua RT 01 RW 08 setempat Yulianto mengatakan, penggerebekan dilakukan Densus 88 pada Rabu (31/7/2024) malam. Tapi, dia tidak melihat secara langsung proses penangkapan tersebut.
"Kemarin itu sekitar pukul 21.00 WIB (waktu penangkapan). Saya sendiri kurang tahu saya waktu itu berada di Malang Selatan. Baru bisa pulang sekitar pukul 23.00 WIB," ujarnya saat ditemui wartawan pada Kamis (1/8/2024).
Sepengetahuan Yulianto, rumah yang digerebek Densus 88 itu ditempati oleh 3 orang. Yakni suami istri dan satu anak laki-laki. Mereka telah tinggal di rumah kontrakan itu lebih dari 1 tahun.
"Yang saya tahu, ada suami istri dan satu anak laki-laki. Anaknya ini usianya kisaran 17-18 tahun," terangnya.
Ia menyampaikan, dalam keseharian di lingkungan kompleks tersebut warganya tertutup. Bahkan, Yulianto tidak mengetahui pekerjaan dari suami istri tersebut.
"Kalau bilangnya dulu pas tinggal di sini itu untuk kerja di Kota Batu. Tapi saya kurang mengetahui pekerjaanya apa," ungkapnya.
(mua/fat)