Kematian Syahroni pelajar SMA asal Urek-Urek, Gondanglegi, Kabupaten Malang, masih ditutupi tabir misteri. Polisi kini mencari tahu penyebab luka yang ditemukan di bagian wajah korban.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan dari pemeriksaan tim dokter menyatakan bahwa luka pada bagian mata merupakan bagian luar.
Hasil pemeriksaan dokter forensik mengungkap sementara luka bukan karena benda tumpul. Namun demikian luka masih belum dapat dipastikan penyebabnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut keterangan dokter, luka pada mata sebelah kanan itu luka yang bagian luar bukan dalam," tegas Gandha kepada wartawan, Jumat (12/7/2024).
"Jadi belum dipastikan juga. Kalau tanda-tanda kekerasan menurut dokter yang menangani itu tidak ada," sambungnya.
Gandha menambahkan bahwa tim dokter juga belum dapat memastikan adanya luka goresan pada tubuh korban, akibat benda tajam atau disebabkan adanya tindak kekerasan.
"Belum bisa dipastikan (luka goresan). Dari dokter itu kekerasan akibat benda tajam atau luka kekerasan tidak ada," tandasnya.
Gandha mengaku pihaknya juga tengah menunggu hasil autopsi serta sampel organ yang diambil dari tubuh korban.
"Terbaru anggota saya membawa surat pengantar dan sampel dari organ dalam ke Labfor Polda Jatim. Untuk hasil autopsi saat ini kami menunggu, hasil autopsi secara resmi belum keluar," akunya.
Sebelumnya Gandha mengungkapkan jika korban diketahui tidak pulang selama dua hari. Selama itu korban memilih untuk tinggal ke rumah pacarnya di wilayah Turen.
Gandha menambahkan tidak pulangnya korban selama dua hari ternyata dilatarbelakangi suatu persoalan. Yakni motor korban digadaikan orang tuanya tanpa sepengetahuan korban.
Selama dua hari tidak pulang, lanjut Gandha, korban memilih untuk tinggal di rumah pacarnya.
"Dijelaskan oleh pacar, bahwa korban kabur dari rumah karena marah motornya digadaikan bapaknya tanpa seizin dia. Hal itu diduga membuat korban memilih kabur dari rumah, dan memilih tinggal sementara di rumah pacarnya di wilayah Turen," beber Gandha.
Satreskrim Polres Malang juga telah meminta keterangan 9 orang meliputi keluarga tetangga, teman dekat termasuk pacar Syahroni.
"Kami sudah periksa total 9 orang meliputi keluarga, tetangga, teman dekat, termasuk pacar sudah kami mintai keterangan," pungkas Gandha.
Seperti diberitakan, Syahroni pelajar asal Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, ditemukan tewas tak bernyawa di ruang tamu rumahnya. Ia ditemukan meninggal oleh ibunya, pada Jumat (5/7/2024).
Awalnya korban sempat kabur dari rumah selama dua hari, dan baru pulang ke rumah Jumat dini hari (5/7/2024). Setibanya di rumah korban sempat tertidur di ruang tamu hingga menyebabkan ibunya yang memiliki penyakit di penglihatan matanya tersandung tubuhnya.
Sang ibu menyangka bila anaknya itu ketiduran di ruang tamu karena kelelahan, sehingga tertidur di ruang tamu. Tetapi, kecurigaan ibu korban muncul usai anaknya Syahroni masih tetap tertidur hingga Jumat sore hari.
Saat dibangunkan itulah ibunya terkejut ternyata tubuh anaknya sudah kaku dan dingin. Saat dicek ternyata Syahroni teleh meninggal dunia, bahkan ponselnya juga disebut hilang. Seketika itu pula ibunya histeris dan meminta tolong.
Teriakan ini membuat para tetangga berdatangan dan menolong korban. Saat dicek ternyata di tubuh Syahroni terdapat beberapa luka di mata dan bibir sehingga menimbulkan kecurigaan keluarga. Alhasil keluarga melaporkan kejanggalan kematian keluarga ke kepolisian.
Jenazah pun akhirnya dibawa ke instalasi forensik RSSA Malang untuk menjalani proses autopsi pada Jumat malam (5/7/2024).
(abq/iwd)