3 Pesilat Ngawi Jadi Tersangka Pengeroyokan Anggota Perguruan Silat Lain

3 Pesilat Ngawi Jadi Tersangka Pengeroyokan Anggota Perguruan Silat Lain

Sugeng Harianto - detikJatim
Selasa, 09 Jul 2024 12:08 WIB
Pesilat Ngawi yang jadi tersangka pengeroyokan
Pesilat Ngawi yang jadi tersangka pengeroyokan (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Ngawi -

Satreskrim Polres Ngawi mengamankan tiga remaja yang merupakan anggota pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Ketiga pesilat tersebut diamankan karena melakukan tindakan kekerasan atau pengeroyokan pada pesilat dari perguruan lain.

Korban merupakan salah satu anggota pesilat IKSPI Kera Sakti berinisial AYP (28), warga Desa Jagir, Kecamatan Sine, Ngawi.

"Ada tiga pelaku pesilat yang kita amankan terkait tindakan kekerasan pengeroyokan terhadap anggota salah satu perguruan silat," kata Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (9/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Argo mengatakan, ketiga pelaku yakni YSP (20), ADM (22) dan satu di antaranya masih di bawah umur, sehingga tidak dilakukan penahanan. Semua pelaku, kata Argo merupakan warga satu desa dari Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar.

"Semua pelaku warga satu desa yang satu di antaranya masih di bawah umur," kata Argo.

ADVERTISEMENT

Argo menjelaskan, insiden terjadi awalnya pada Minggu (16/6/2024), sekira pukul 10.00 WIB. Saat kejadian, ketiga pelaku usai menghadiri kegiatan tes salah satu perguruan silat (PSHT) di Desa Sekarjati, Kecamatan Karanganyar. Mereka berkonvoi dengan sepeda motor dan melihat korban mengenakan baju atribut pesilat IKSPI.

"Jadi pemicunya gegara korban mengenakan baju atribut pesilat lain saat para pelaku melihatnya usai pulang acara," ungkap Argo.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua mengatakan, ada barang bukti yang diamankan. Yakni sebatang kayu yang patah menjadi dua bagian. Kayu tersebut digunakan pelaku untuk memukul korban.

"Kita amankan sebatang kayu yang sudah patah jadi dua bagian. Sebuah jaket hoodie bertuliskan pasukan kera liar dan video rekaman saat kejadian," papar Joshua.

Joshua menambahkan, pelaku dijerat pasal 170 ayat (1), (2) ke 1e KUHP atau Pasal 76 c Jo Pasal 80 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014
tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

"Kita jerat pasal dengan ancaman hukuman dengan penjara selama-lamanya 7 tahun penjara," tandas Joshua.




(hil/fat)


Hide Ads