Sebuah rumah di Jalan Gajah Mada, Dusun Sawahan, Desa Gentengkulon, Genteng, Banyuwangi digerebek oleh aparat kepolisian. Dari lokasi tersebut, polisi mengamankan 20 Warga Negara (WN) asal Cina.
Rumah yang digerebek itu selama ini dikenal selalu tertutup rapat. Sehingga, segala aktivitas di dalamnya hampir tak diketahui dari luar atau warga setempat.
Berikut Fakta-fakta Penggerebekan Rumah Berisi 20 WN Cina:
1. Kades Buka Suara
Kepala Dusun Sawahan, Arif Rahman Hakim, mengatakan penggerebekan terjadi pada Rabu (26/6/2024) sekitar pukul 19.30 WIB. Dia mengaku diminta turut serta dalam penggerebekan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dipastikan yang menggerebek adalah aparat kepolisian. Para polisi menunjukkan ID Card dari Mabes," kata Arif Sabtu (29/6/2024).
2. Polisi Mengamankan 16 Laki-laki dan 4 Perempuan
Menurut Arif, dalam penggerebekan tersebut polisi mengamankan 16 laki-laki dan 4 perempuan. Ke-20 WNA tersebut lalu dibawa pergi dari lokasi.
"Di dalam itu kalau gak salah ada 16 pria dan 4 wanita. Semuanya dari warga negara asing. Cara ngomongnya dan wajahnya seperti orang Cina," terang Arif.
3. Para WN Cina Dibawa Menggunakan Bus
Sebanyak 20 WN Cina kemudian dibawa polisi masuk ke dalam bus. Arif tak mengetahui secara pasti ke mana para WN Cina itu dibawa.
"Setelah itu para WNA ini dibawa menggunakan bus. Kurang tahu dibawa ke mana. Saya tidak dikasih tahu. Saya hanya diminta untuk menyaksikan saja. Itu penggerebekan apa tidak tahu," tambahnya.
4. Rumah yang Digerebek Selama Ini Tertutup Rapat
Arif membeberkan rumah yang digerebek selama ini tertutup rapat. Rumah itu juga berpagar cukup tinggi. Sehingga segala aktivitas di dalam hampir tak diketahui dari luar atau warga setempat.
"Lokasinya memang tertutup dan dipagar besar. Keluar masuknya orang itu kami juga tidak tahu. Jangankan saya, warga di sebelah rumah yang digerebek itu juga tidak tahu keluar masuknya kendaraan," kata Arif yang jarak rumahnya sekitar 300 meter dari TKP.
5. Kades Tak Pernah Bertemu dengan Pemilik Rumah
Anehnya, selama menjabat kepala dusun, Arif tidak pernah bertemu dengan pemilik rumah yang menampung 20 WNA tersebut. Dia pun tidak pernah memperhatikan aktivitas di bangunan tersebut.
"Pemilik rumah ini sempat ditanya oleh polisi. Tiga tahun lalu saya sempat mau memberikan DPT, tapi saya belum dapat info, itu punya siapa," katanya.
(hil/iwd)