Akhir hidup pemuda di Banyuwangi berinisial AYP (20) begitu tragis. Warga Desa Sukomaju, Kecamatan Srono, Banyuwangi yang merupakan pesilat Pagar Nusa ini tewas usai diduga dikeroyok pesilat dari perguruan lain.
AYP tewas usai menerima tantangan duel oknum anggota perguruan silat Kera Sakti di daerah Tegaldlimo, Banyuwangi. Duel maut antaranggota perguruan silat ini menambah daftar penyimpangan kemampuan bela diri para pesilat di Jawa Timur.
Humas Perguruan Silat Pagar Nusa Kabupaten Banyuwangi Rizky Alfian membenarkan AYP adalah anggota Pagar Nusa. Rizky menyebut, kematian AYP diduga bermula dari ajakan duel di daerah Tegaldlimo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil komunikasi dengan anggota dan sejumlah saksi, benar ada duel antara AYP dan salah satu anggota perguruan silat lain," kata Rizky kepada detikJatim, Minggu (21/4/2024).
Menurut Rizky, korban berangkat ke Tegaldlimo dengan ditemani dua orang temannya sesama anggota Pagar Nusa. Namun setiba di lokasi, mereka berhadapan dengan anggota perguruan lain yang di mana jumlahnya lebih banyak.
"Awalnya duel, tapi keterangan saksi kepada saya ternyata akhirnya AYP dikeroyok dan tumbang dengan kondisi penuh bekas pukulan serta tendangan," terang Rizky.
"Ada yang menyebut dipukuli, ada yang menyebut diinjak-injak oleh lima orang atau lebih. Itu sedang kami dalami," tambahnya.
Meski demikian, Rizky mewakili perguruan Silat Pagar Nusa memasrahkan proses hukum kepada pihak Polresta Banyuwangi. Meskipun duel antara anggota perguruan Pagar Nusa dan perguruan lain tersebut ia sebut sebagai duel pribadi, secara tidak langsung keduanya membawa nama perguruan.
"Memang ini duel pribadi, tapi sebagai anggota perguruan, tentu identitas tersebut melekat. Yang pasti seluruh perguruan bersepakat menahan diri dan menghormatinya proses hukum yang berlangsung," tegas Rizky.
Rizky menyebut, yang dia ketahui tentang peristiwa itu bahwa AYP meninggal di RS Blambangan setelah mendapatkan perawatan akibat muntah darah setelah dihajar oleh sejumlah oknum anggota persilatan.
"Hasil pemeriksaan di Rumah Sakit AYP ini mengalami banyak luka di bagian mulut yang memar-memar dan di bagian dada juga ada bekas pukulan atau akibat diinjak-injak itu," kata Rizky.
Peristiwa itu akhirnya memicu solidaritas Perguruan Pagar Nusa, bukan hanya dari kabupaten Banyuwangi tetapi juga dari sejumlah daerah lain di sekitar Banyuwangi sengaja datang memakamkan jenazah AYP dan mendatangi Polresta Banyuwangi.
"Kejadian itu tersebar di grup-grup Pagar Nusa dan akhirnya solidaritas banyak yang hadir untuk takziah dan memakamkan AYP, selanjutnya ke Polresta Banyuwangi untuk menanyakan perihal kasus itu," kata Rizky.
Dari hasil musyawarah yang telah dilakukan, kata Rizky, pengurus Pagar Nusa Banyuwangi sepakat untuk meminta seluruh anggota perguruan agar menahan diri dan menjaga agar situasi di seluruh wilayah tetap kondusif.
"Karena ini sudah tersebar dan memicu berbagai reaksi, intinya semua harus menahan diri dan berkomitmen menjaga agar tetap kondusif. Itu juga hasil musyawarah dari lintas perguruan silat di Banyuwangi," ujar Rizky.
Sementara itu, salah satu anggota perguruan Kera Sakti, Muhammad Lutfi Hakim mengaku tidak tahu kronologi peristiwa yang melibatkan oknum anggotanya. Namun, ia memastikan bahwa perguruan Kera Sakti maupun perguruan silat lainnya tidak mengajarkan hal-hal negatif.
"Kalau seseorang sudah menjadi warga, itu tidak bisa lepas status dia sebagai warga. Meski kami bertindak di luar sepengetahuan organisasi, kalau muncul miskomunikasi yang berdampak pada timbulnya gap (jarak) pasti yang dibaca latar belakang kelembagaan," terang Lurfi.
"Jadi sebaiknya warga menjaga marwah, menjaga sikap, karena saya yakin semua perguruan itu mengajarkan hal-hal yang baik," tambahnya.
Sebagaimana sikap perguruan Pagar Nusa, terkait peristiwa duel yang menewaskan seorang pesilat itu disikapi oleh perguruan Kera sakti dengan sikap kooperatif dan menahan diri serta mengikuti prosedur hukum yang berlaku.
Sedangkan Satreskrim Polresta Banyuwangi saat ini menyelidiki tewasnya anggota perguruan silat Pagar Nusa di Banyuwangi sesuai laporan dugaan pengeroyokan yang telah diterima polisi pada Sabtu (20/4). Saat ini polisi telah memeriksa 5 orang saksi.
Korban diketahui meninggal saat menjalani perawatan di RSUD Blambangan pada Sabtu (20/4) pukul 08.10 WIB. Kapolsek Tegaldlimo AKP Ali Arifin menyebut kasus ini telah dilimpahkan ke Satreskrim Polresta Banyuwangi.
"Ya benar insiden itu terjadi di wilayah kami. Kasus ini saat ini ditangani Satreskrim Polresta Banyuwangi," kata Ali Arifin kepada detikJatim, Minggu (21/4/2024).
Belum pasti apa yang menjadi latar belakang insiden duel diduga berujung pengeroyokan itu. Polisi hingga saat ini masih melakukan proses penyelidikan. Polisi telah mengamankan 5 orang untuk diperiksa lebih lanjut.
"Lima orang saksi sudah kami periksa, seluruhnya masih kami mintai keterangan dan statusnya masih sebagai saksi," ungkap Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega.
(hil/fat)