Sosok Maulana, Pelajar Sidoarjo yang Tewas Diduga Dikeroyok Gangster

Sosok Maulana, Pelajar Sidoarjo yang Tewas Diduga Dikeroyok Gangster

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 13 Mar 2024 11:05 WIB
Keluarga Maulana yang tewas diduga dikeroyok gangster di Sidoarjo
Keluarga Maulana yang tewas diduga dikeroyok gangster di Sidoarjo (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Sidoarjo -

Pihak keluarga sangat kehilangan sosok Achmad Maulana (17), pelajar kelas 11 SMK YPM 8 Sarirogo yang ditemukan tewas diduga dikeroyok gangster pada Minggu (10/3) dini hari di Jalan Pahlawan Sidoarjo.

Di mata keluarga, Lala-sapaan akrabnya-dikenal sebagai sosok yang berprestasi. Semasa hidup, ia selalu mendapatkan beasiswa pendidikan.

Lala juga selalu berada di peringkat 5 besar saat bersekolah. Keluarga menyebut Lala adalah sosok yang pendiam, bukan sosok yang congkak meskipun memiliki banyak prestasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia itu pendiam. Dia juga selalu dapat beasiswa, saya cuma bayar sekolah beberapa kali aja, selebihnya selalu beasiswa. Bahkan, wali kelasnya saat usai pemakaman kemarin sempat bilang kalau beasiswa yang diperoleh Lala saat ini akan dilimpahkan ke kakaknya," ujar ibu angkat Maulana, Nilam Sari (41) saat dijumpai detikJatim di kediamannya, Rabu (13/3/2024).

Lala merupakan anak terakhir dari 2 bersaudara. Kakaknya bernama Ahmad Habibi Fajri (18). Mereka berdua ternyata merupakan anak yatim piatu. Beberapa tahun ini, mereka diasuh tantenya atau ibu angkatnya, Nilam.

ADVERTISEMENT

Dalam keluarganya, Lala juga dikenal sebagai sosok yang suka mengaji. Bahkan usai kepergiaannya, keluarga baru mengetahui bahwa Lala pernah memiliki prestasi membanggakan dalam membaca Al-Qur'an. Semasa hidup, Lala juga menjadi tutor membaca Al-Qur'an secara online.

"Prestasi-prestasinya kita baru tahu. Dan yang lebih terharu dia itu guru online ngaji. Suka ngaji dan ngajarin ngaji lewat online, ikhlas," kata Nilam.

Selain berprestasi dan suka mengaji, Lala juga sosok yang rajin menabung uang. Ternyata, Lala memiliki usaha berjualan kaus yang keuntungannya dipakai untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

"Dia punya usaha sendiri, jualan kaus. Dia itu anak yang encer (pintar) dalam keuangan dan pembukuan. Semuanya rapi sampai usahanya bisa mendatangkan keuntungan. Dia nggak pernah minta uang ke saya," tutur Nilam.

Namun nahas, nyawa Lala melayang usai diduga menjadi korban pengeroyokan pada malam mencekam itu. Jauh sebelum ia wafat, Lala pernah menyampaikan kepada Nilam bahwa nanti saat dirinya meninggal, orang-orang akan mengetahui kepergiannya. Bahkan, ia sempat menyebut bahwa akan terjadi konvoi yang mengiringi kepergiannya, hal tersebut ternyata benar-benar terjadi.

"Dia pernah bilang 'kalau aku mati mama lak ketawa. Mama kalau aku mati nanti viral, orang-orang udah tahu. Nanti senang mama, konvoi kita'. Itu omongannya sudah lama sejak SMP. Kemarin itu benar terjadi, (saat mengantar kepergian Lala) ada konvoi beneran," ujarnya.

Keluarga tak menyangka bahwa Lala akan pergi di usianya yang masih sangat muda. Keluarga pun sudah memenuhi keinginan terakhirnya untuk memakamkan Lala di dekat makam ibu kandungnya di Pemakaman Tembok, Surabaya.

Sementara itu, Nilam menyebut, Lala diduga tewas usai dihujani pukulan bertubi-tubi oleh puluhan orang yang diduga gangster. Hal ini diungkapkan keluarga usai melihat rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian dan keterangan dari salah satu teman Maulana yang selamat dari kejadian malam itu.

"Ada yang sebagian ke sini, salah satu korban malam itu juga. Dia menceritakan kejadiannya dan minta maaf nggak bisa bantu. Dia sendiri untuk menyelamatkan diri kalang kabut. Jadi murni diserang gangster. Informasinya dari arah Ramayana Mal sudah ada motor banyak, ternyata nyerang. Maulana ini posisi paling belakang, paling banyak kena sasaran. Anak saya cuma rombongan 5 motor dengan rombongan 50 motor (gangster), ya korat-karit," jelasnya.

Saat ini keluarga korban tengah menjalin komunikasi dengan pihak kepolisian dalam proses penyelidikan untuk mengungkap kronologi kejadian. Keluarga juga berharap agar hal serupa tidak akan terulang kembali.

Sebelumnya, dua orang remaja terkapar di Jalan Pahlawan dari arah Mal Ramayana ke arah Stadion Gelora Delta Sidoarjo (GDS). Tepatnya di depan Balai Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial PMKS Sidoarjo pada Minggu (10/3) dini hari. Keduanya diduga korban pengeroyokan.

Dari dua remaja itu, satu orang bernama Achmad Maulana (17) warga Perum Griya Sumantoro, Plumbungan, Sukodono ditemukan meninggal dunia di lokasi. Ditemukan sejumlah luka dan pendarahan pada tubuh korban.

Sementara itu satu korban lainnya, bernama Lukmananul Hafidz (20) warga Dusun Krempreng, Desa Tanjung Sari, Taman diketahui masih dirawat di RSUD Sidoarjo akibat luka berat.




(hil/dte)


Hide Ads