Ambulans Antar Jenazah Bintang Berhenti 1 Jam Sebelum Rumah Duka, Ada Apa?

Ambulans Antar Jenazah Bintang Berhenti 1 Jam Sebelum Rumah Duka, Ada Apa?

Eka Rimawati - detikJatim
Selasa, 27 Feb 2024 21:30 WIB
Tangis Suryanto, paman Bintang, santri yang dihajar seniornya hingga tewas
Tangis Suryanto, ayah AF, salah satu tersangka sekaligus paman Bintang (Foto: Andhika Dwi/detikJatim)
Banyuwangi -

Sejumlah fakta baru terkait kematian Bintang Balqis Maulana (14), santri yang tewas dianiaya seniornya di Ponpes Al-Hanifiyyah Dusun Kemayan, Desa Kranding, Mojo, Kediri terungkap. Hal ini terjadi saat jenazah Bintang diantar ke rumah duka dari Kediri ke Banyuwangi.

Ponidi, tetangga korban mengaku sempat mendengarkan pengakuan AF alias FTH (16) salah satu tersangka penganiayaan sekaligus sepupu Bintang saat diperiksa di Polsek Glenmore, Banyuwangi. Dari pengakuan AF, ternyata ambulans sempat berhenti selama 1 jam sebelum tiba di rumah duka.

Saat itu, ambulans berhenti di jalan simpang tiga lingkungan Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Glenmore, Banyuwangi. Alasan berhentinya ambulans karena orang tua Bintang belum tiba dari Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berhenti di pertigaan itu katanya karena menunggu orang tuanya sepupu Bintang itu yang dari Bali," ungkap Ponidi Selasa (27/02).

Saat mengantarkan jenazah itu, AF dan orang tuanya, Suryanto juga turut ikut. Setelah orang tua Bintang datang, ambulans tersebut baru berangkat ke rumahnya. Saat itu, Suryanto dan AF meminta jenazah tak dibuka.

ADVERTISEMENT

Namun karena adanya tetesan darah, keluarga dan tetangga Bintang minta kain kafan jenazah dibuka untuk mengetahui kondisi jenazah. Suryanto yang terkesan menghalang-halangi jenazah dibuka menimbulkan kecurigaan dari keluarga dan tetangga.

"Soalnya memang pas sampai sini itu bareng sama orang tuanya (Suryanto) juga datangnya," ujar Ponidi.

Namun Ponidi dan warga punya pendapat lain soal berhentinya ambulans selama 1 jam tersebut. Ponidi menduga ambulans berhenti karena sedang menunggu Suryanto, orang tua AF agar nanti bisa bareng dan membantu menjelaskan ke pihak keluarga.

AF sendiri memang ikut di dalam ambulans. Namun Suryanto berangkat menggunakan mobil lain dari Kediri.

"Saya dan warga menduga AF ini sengaja ngajak bareng orang tuanya karena dari Kediri dan dari Bali datangnya bareng," kata Ponidi.

"Karena ayahnya itu juga ikut melarang membuka kafan, satu suara dengan AF itu katanya sudah disucikan," lanjut Ponidi.

Suyanti ibu Bintang juga menyebut AF dan ayahnya memang sempat meminta kain kafan yang ada bercak darahnya untuk dilarang dibuka, dan agar segera dimakamkan saja.

"Tidak boleh dibuka, disuruh langsung dimakamkan karena katanya sudah disucikan," ungkap Suyanti.

Bintang Balqis Maulana (14) Santri Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri yang meninggal dunia diduga setelah mengalami penganiayaan oleh seniornya.

Jasad Bintang diantarkan oleh pengasuh pondok pesantren dan tersangka pada Jumat (23/02) malam dengan kondisi terbungkus kafan dengan darah bercucuran.




(abq/iwd)


Hide Ads