Hal itu dibenarkan Aisah Salasari, salah satu korban. Menurut Aisah, ada 3 pelaku yang melakukan aksinya. Tak hanya menganiaya dirinya, pelaku juga mengintimidasi dan mengancam akan membunuhnya pada saat kejadian, Rabu (7/2) sekitar pukul 20.30 WIB.
"Pelaku masuk bergantian, (modus) menggadaikan HP," kata Aisyah saat ditemui di pegadaian tempatnya bekerja, Jumat (9/2/24).
"Saat itu suasana sepi dan saya jaga malam bareng teman saya," imbuh dia.
Warga Bulak Cumpat 2 Surabaya itu mengatakan 2 pelaku bertugas menganiaya dan menjarah barang berharga. Sementara, 1 pelaku lainnya bertugas melihat kondisi di luar TKP.
Aisah mengaku tak menyangka malam itu bakal diancam akan dibunuh. Sebab, sebilah pisau ditodongkan ke lehernya.
"Saya dipepet ke dinding dan meja, lalu nodong pisau ke leher," paparnya.
Hal serupa dialami rekannya, Faradilla Rista Elsiono. Salah satu pelaku membungkam, menarik, hingga menganiaya Faradilla.
Mengetahui hal itu, keduanya mengaku hanya bisa pasrah. Begitu juga ketika kepalanya dibenturkan ke dinding dan ditindih, serta melihat para pelaku menggeledah barang elektronik yang ada di kantor, kemudian menggasak 1 laptop dan 2 ponsel ke dalam tas selempang yang dibawa.
"Tubuh saya ditindih, dibenturkan ke dinding," terangnya.
Akibat ulah para perampok itu, keduanya mengalami luka lebam dan memar di leher, kepala, hingga matanya.
Usai kejadian itu, Aisah mengaku tak asing dengan wajah salah satu terduga pelaku. Terutama yang menodongkan pisau ke lehernya. Ia memperkirakan, seperti salah satu konsumennya.
"Sepertinya (salah satu pelaku) adalah costumer, tidak asing (wajahnya)," tuturnya.
(pfr/iwd)