.webp)
Kasus siswi kelas 3 Madrasah Ibtidaiah (MI) di Sampang yang menjadi korban pemerkosaan kakek-kakek diselidiki polisi setelah keluarga korban melaporkan. Polisi juga sudah melakukan pemeriksaan medis untuk visum dan saksi.
"Bahwa benar Polres Sampang telah menerima laporan dari keluarga korban,tepatnya pada hari Kamis (14/12) minggu yang lalu dan pihak polres melakukan pemeriksaan terhadap para saksi termasuk membawa korban melakukan pemeriksaan secara medis untuk mendapatkan visum," Kata Kasi Humas Polres Sampang Ipda Sujianto kepada detikJatim, Rabu (20/12/2023).
Sujianto menambahkan pihaknya sebenarnya telah memanggil terduga pelaku. Namun hingga kini belum memenuhi panggilan polisi. Sujianto menegaskan bakal memanggil paksa terduga pelaku jika tetap tak memenuhi panggilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terakhir tadi penyidik telah berupaya melakukan pemanggilan terhadap terlapor kita akan panggil nanti kita pastikan kapan panggilannya jika terlapor menghadap ya alhamdulillah, jika tidak menghadap kita akan melakukan pemanggilan kembali," kata Sujianto.
Sujianto menambahkan proses penyelidikan ini akan ditingkatkan menjadi penyidikan dan hasil visum telah keluar dan seluruh saksi telah diperiksa. "Nanti setelah memperoleh keterangan saksi, hasil visum termasuk keterangan terlapor kalau terlapor mau hadir akan kita gelar," kata Sujianto.
Sebelumnya, video pengakuan bocah kelas 3 MI yang dicabuli kakek-kakek viral di media sosial. Dalam video tersebut seorang bidan bertanya kepada salah satu anak yang masih di bawah umur dengan bahasa Madura.
Video tersebut menyertakan caption : Sedih, siswi kelas 3 MI disetubuhi kakek berkali-kali di Sampang. Video kemudian dengan cepat menyebar luas dan viral di media sosial.
"Sengkok atanya'ah ye nak? Se elakonih jiah mulaeh bileh nak? (Saya mau nanya ya nak? Yang diperbuat itu mulai kapan nak?)," tanya Bidan Azizah.
"La abid (sudah lama)," jawab korban.
"Seggut? (sudah sering?)," tanya bidan.
"Seggut (sering)," jawab korban sembari mengangguk.
"Oreng jiah apakah bennyak se alakonih? (Itu apakah orang banyak yang melakukan?)," tanya bidan lagi.
"Satu," jawab korban dengan menunjukkan satu jari telunjuknya.
(abq/iwd)
