Keluarga siswi kelas 3 Madrasah Ibtidaiah (MI) di Sampang yang menjadi korban pemerkosaan kakek-kakek telah melapor ke polisi. Mereka membawa barang bukti video pengakuan korban dan hasil pemeriksaan dari klinik.
Kapolsek Robatal Iptu Siswanto membenarkan laporan kasus tersebut. Namun, kasus telah diserahkan ke penyidik Polres Sampang karena polsek tidak memiliki kewenangan melakukan penyidikan.
"Sudah ditangani unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak)," kata Siswanto kepada detikjatim, Minggu (17 /12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Polsek Robatal Berika Jimmi yang saat itu menerima keluarga korban mengatakan laporan dilakukan pada Rabu (13/12/2023) sore. Ia yang saat itu piket mengantar keluarga korban ke Unit V (Perlindungan Perempuan dan Anak).
"Mereka membawa video (viral) itu. Waktu itu belum viral, karena ada pengakuan korban, mereka kami arahkan ke mapolres karena polsek tidak memiliki kewenangan penyidikan. Saya sendiri waktu itu yang mengantar mereka ke sana (Unit V). Lebih lengkapnya silakan ke sana," terang Jimmi.
Sebelumnya, video pengakuan bocah kelas 3 MI yang dicabuli kakek-kakek viral di media sosial. Dalam video tersebut seorang bidan bertanya kepada salah satu anak yang masih di bawah umur dengan bahasa Madura.
Video tersebut menyertakan caption: Sedih, siswi kelas 3 MI disetubuhi kakek berkali-kali di Sampang. Video kemudian dengan cepat menyebar luas dan viral di media sosial.
"Sengkok atanya'ah ye nak? Se elakonih jiah mulaeh bileh nak? (Saya mau nanya ya nak? Yang diperbuat itu mulai kapan nak?)," tanya Bidan Azizah.
"La abid (sudah lama)," jawab korban.
"Seggut? (sudah sering?)," tanya bidan.
"Seggut (sering)," jawab korban sembari mengangguk.
"Oreng jiah apakah bennyak se alakonih? (Itu apakah orang banyak yang melakukan?)," tanya bidan lagi.
"Satu," jawab korban dengan menunjukkan satu jari telunjuknya.
(irb/sun)