Seorang siswa SMP di Lamongan melempar kursi dan membacok gurunya. Mediasi kasus tersebut agar kedua belah pihak bisa damai sempat dilakukan, namun menemui jalan buntu.
Kepala sekolah SMP, Muntasir telah melakukan upaya mediasi namun belum membuahkan hasil. Muntasir mengaku pihaknya sudah berkomunikasi dengan korban dan juga siswa yang tersangkut dengan perkara ini.
"Kami berusaha untuk memediasi agar keduanya damai," kata Muntasir kepada wartawan, Kamis (16/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muntasir mengaku belum ada kesimpulan akan adanya tanda-tanda untuk berdamai dalam kasus ini. Meski demikian, Muntasir tetap akan terus mengupayakan agar kedua belah pihak bisa damai.
"Kami sudah berkomunikasi dengan kedua belah pihak," ujarnya.
Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Anton Krisbiantoro mengatakan sampai hari kedua ini belum ada informasi kalau korban mencabut laporannya.
"Belum, belum ada pencabutan laporan dugaan penganiayaan ini, " terang Anton.
Seperti diketahui, tidak terima ditegur karena tidak memakai sepatu saat masuk ruang kelas, seorang siswa, M (14) tega menganiaya gurunya dengan senjata tajam berupa bendo atau parang pada Rabu (15/11/2023).
Korban adalah seorang guru perempuan bernama Wiwik Ustrini (49) asal Kecamatan Sugio yang mengalami luka di jarinya akibat terkena sajam yang diayunkan pelaku.
(abq/iwd)