- Berikut 7 fakta tangis ibu Fitria tahu anaknya dibunuh mertua saat hendak diperkosa: 1. Isak Tangis Ibunda Fitria 2. Amarah Ortu Fitria 3. Sumpah Serapah Nurul 4. Dendam Kesumat Nurul pada Sang Menantu 5. Ayah Fitria Tak Kuasa Lihat Jasad Anaknya 6. Cita-cita Fitria Kandas 7. Nurul Tahu Tabiat Besan Suka Main Wanita
Tangis ibunda Fitria Almuniroh Hafidloh Diyanah (23), Nurul Afini tak bisa dibendung usai mengetahui motif pembunuhan anaknya oleh sang mertua, Khoiri (52). Fitria yang hamil 7 bulan digorok lehernya gegara menolak bercinta dengan Khoiri.
Nurul tak menyangka, putri pertama yang ia sayangi ini harus tewas di tangan mertuanya sendiri. Sambil terisak, ia mengeluarkan sumpah serapah agar pelaku dihukum maksimal.
Peristiwa keji ini terjadi di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, tepatnya di rumah yang ditinggali keduanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum membunuh, Khoiri ternyata berniat untuk memerkosa Fitria. Khoiri nafsu ketika melihat Fitria habis mandi lalu telentang di dalam kamarnya. Khoiri lantas menciumi menantunya itu.
Namun, Fitria berontak dan berteriak. Rupanya teriakan itu membuat Khoiri panik hingga akhirnya mengambil pisau di dapur dan menggorok leher Fitria.
Suami korban, Sueb Wibisono (31), yang baru pulang setelah bekerja melihat istrinya sudah terkapar di atas tempat tidur dalam kondisi berlumuran darah.
Sueb lantas berteriak dan warga berdatangan ke lokasi. Korban sempat dilarikan ke puskesmas tapi nyawanya dan nyawa sang bayi tidak tertolong.
Berikut 7 fakta tangis ibu Fitria tahu anaknya dibunuh mertua saat hendak diperkosa:
1. Isak Tangis Ibunda Fitria
Orang tua Fitria, Nurul Afini dan Munir mengaku belum mendengar soal motif pembunuhan itu saat detikJatim mendatangi kediaman mereka, Kamis (2/11/2023). detikJatim lalu menyodorkan handphone, memberi tahu berita terkait motif pembunuhan terhadap Fitria kepada Nurul.
Membaca berita detikJatim tersebut, seketika itu juga air mata Nurul tumpah. Tangisnya tak terbendung lagi. Setengah sedih, setengah emosi lantaran geram dengan aksi bejat Khoiri.
"Astaghfirullahaladzim," begitu kalimat pertama yang terlontar dari mulut Nurul ketika membaca berita berjudul 'Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta'.
2. Amarah Ortu Fitria
Nurul dan suaminya marah. Sangat marah. Mereka berusaha kuat untuk mencoba mengikhlaskan kejadian sadis ini, namun rasanya masih terasa berat.
"Siapa yang mau anaknya digorok kayak gitu? Nggak ada yang mau! Nggak ada yang mau melihat anaknya digorok kayak gitu! Sungguh sakit hati saya sama dia," imbuh Nurul sembari terisak.
3. Sumpah Serapah Nurul
Nurul berharap keadilan. Spontan mulutnya meluapkan sumpah serapah kepada Khoiri. Hanya kelimat-kalimat itu yang pantas untuk mengganjar perbuatan bejat dan sadis yang dilakukan Khoiri kepada Fitria.
"Tangane yang habis nggorok itu harus cacat, kakie juga kan untuk melangkah, ngapain melangkah ke kamar?" ucap Nurul.
Menurutnya, hukuman berat pantas diterima Khoiri. Nurul berharap, peristiwa tragis yang menimpa Fitria itu tak terjadi ke orang lain.
"Saya minta tolong (dihukum berat), biar mereka-mereka yang mau kayak gitu biar mikir," tambah Nurul.
Nurul mengaku sangat marah dengan aksi keji yang dilakukan Khoiri. Tidak hanya satu nyawa yang dihilangkan, namun dua nyawa sekaligus. Nurul kehilangan putri pertama sekaligus cucu pertamanya yang belum sempat terlahir ke dunia.
4. Dendam Kesumat Nurul pada Sang Menantu
Ratapan Nurul Afini tak bisa lagi ia sembunyikan. Nurul mengaku marah dengan aksi bejat dan sadis Khoiri. Tak cuma itu, dia juga menjadi dendam dengan Sueb Wibisono, menantunya.
Nurul mengaku tak kuat berlama-lama melihat suami anaknya tersebut. Hingga akhirnya dia menolak untuk tinggal lebih lama di Pasuruan setelah mengikuti prosesi pengajian meninggalnya Fitria.
"Ibu pulang ae, ibu nek nang kene isok mateni awakmu (Ibu pulang saja, ibu kalau di sini bisa bunuh kamu)," tutur Nurul mengulangi perkataannya kepada sang mantu, Sueb saat itu
Nurul merasa lebih baik segera pulang ke Surabaya bersama dengan suaminya. Sebab, emosi mereka kepada Khoiri dan Sueb sudah tidak bisa dibendung.
5. Ayah Fitria Tak Kuasa Lihat Jasad Anaknya
Setelah pembunuhan itu terjadi, Nurul dan suaminya tak bisa tidur. Mereka begitu terpukul hebat. Nyawa putri tersayang yang selama ini dikenal pintar, penurut, dan pendiam itu justru harus berakhir di tangan mertuanya.
Bahkan, Munir, suami Nurul sampai tak kuat menyaksikan jenazah Fitria. Menurut Nurul, Fitria merupakan anak kesayangan ayah.
"Ayahe loh nggak kuat, nggak berani melihat, soale kesayangan ayahe (Ayahnya loh nggak kuat, nggak berani lihat, soalnya kesayangan ayahnya). Putri pertama, pinter lugu," tukas Nurul.
6. Cita-cita Fitria Kandas
Selama ini Fitria dikenal sebagai perempuan yang pintar dan memiliki cita-cita tinggi. Namun, kini cita-citanya harus kandas setelah dihabisi Khoiri. Saat dihabisi, Fitria dalam kondisi hamil 7 bulan.
Keluarga mengungkapkan, Fitria merupakan mahasiswi semester 3 jurusan Akuntansi di Universitas Terbuka. Tetapi, Fitria mengajukan cuti karena sedang hamil anak pertamanya yang dari hasil USG diketahui berjenis kelamin laki-laki.
"Masih kuliah, ini cuti karena hamil. Sekarang semester 3," ujar Nurul Afini.
Keluarga juga mengungkap bahwa Fitria bercita-cita ingin menjadi seorang pegawai bank. Fitria sudah punya rencana, begitu lulus kuliah, dia akan langsung melamar ke beberapa bank seperti teman-temannya.
"Pengene kerja di bank, 'aku pengen koyok koncoku saiki kerja di bank' (Kepinginnya kerja di bank, 'seperti temanku yang sekarang kerja di bank')" ujar Nurul saat menyampaikan cita-cita putri pertamanya tersebut.
7. Nurul Tahu Tabiat Besan Suka Main Wanita
Nurul mengaku sudah lama meminta anaknya keluar dari rumah itu. Permintaan ini karena Nurul tahu besannya yang sudah 10 tahun menduda, suka main wanita.
Diketahui, usai menikah pada Mei 2023, Fitria tinggal bersama sang suami, Sueb dan mertuanya Khoiri di Pasuruan. Nurul mengaku sudah lama meminta kepada Sueb agar meninggalkan rumah dan memulai hidup baru dengan cara kontrak atau indekos. Keduanya khawatir dengan status Khoiri yang sudah tak beristri.
"Saya takut, wong namanya mertua gak punya istri. Istri sudah meninggal," kata Nurul.
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Sebab, Khoiri dikenal memiliki kebiasaan sering main perempuan. Selain itu, besannya ini kerap bercerita bahwa tak memiliki keyakinan yang kuat pada agama.
"Wong dee cerito yo seneng main perempuan (Dia pernah cerita senang main perempuan), agamanya kurang," tambah Munir.
Namun, Fitria merupakan istri yang sangat taat pada Sueb. Sehingga, ia pun menuruti Sueb yang tak ingin keluar dari rumah tersebut.
Nahasnya, kekhawatiran itu terbukti. Nasib pilu harus menimpa putri pertama Munir dan Nurul yang tewas di tangan mertuanya sendiri. Fitria tewas usai menolak menuruti nafsu bejat sang mertua.
(hil/fat)