Polisi merekonstruksi penganiayaan hingga tewas Dini Sera Afrianti (27) yang dilakukan Gregorius Ronald Tannur (31). Ada sejumlah fakta baru yang ditemukan.
"Fakta baru bahwasannya memang ada tindakan kekerasan di dalam lift," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono kepada wartawan di Polrestabes Surabaya, Rabu (11/9/2023).
Selain kekerasan di dalam lift, fakta baru lain yang terungkap, lanjut Hendro, adalah saat adegan melindas Dini, Ronald ternyata tak mengucapkan kata 'awas'. Padahal sebelumnya, Ronald mengaku mengatakan kata 'awas' saat Dini duduk di samping mobil saat hendak diajak pulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian basement memang ada, si pelaku ini melihat korban berada di sisi kendaraan yang sedang duduk, mengajak. Namun kemudian memasuki dalam kemudi kendaraan mengajak korban untuk pulang. Namun tidak ada kata 'awas' dari si pelaku, yang mana adanya kemungkinan kalau dia gerakkan itu kendaraan, ada kemungkinan dapat melukai korban," jelas Hendro.
Hendro menyampaikan dari temuan fakta tersebut, Ronald dinilai dengan sengaja membunuh Dini. Dalam rekonstruksi ini polisi juga melibatkan saksi ahli pidana dan ahli forensik serta ahli komputer forensik, serta labfor.
"Dari hasil gelar perkara tersebut dapat disimpulkan adanya keyakinan penyidik adanya peristiwa, tindak pidana menghilangkan nyawa orang lain dan atau penganiayaan," terangnya.
"Sehingga disepakati terhadap GR, kami terapkan Pasal Premier 338 KUHP subsider 351 ayat 3 KUHP. Selanjutnya penyidik akan segera melengkapi berkas perkara untuk dilimpahkan ke JPU," tandas Hendro
Sementara polisi menyebut penganiayaan Dini hingga tewas bermotif sakit hati. Polisi menyebut sakit hati Ronald dikarenakan cekcok yang terjadi sebelum adanya penganiayaan. Namun polisi tak menjelaskan pemicu cekcok tersebut.
"Motif sakit hati. Karena ada cekcok," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono kepada wartawan.
Hendro menyebut cekcok memang terjadi antara Ronald dan Dini. Dan cekcok itu semakin parah karena adanya pengaruh alkohol yang mereka konsumsi.
"Cekcoknya biasa. Tapi yang bersangkutan terkontaminasi dengan alkohol," ungkap Hendro.
Dalam rekonstruksi tersebut dilakukan 60 adegan di 5 titik. Dalam proses rekonstruksi yang dilakukan oleh penyidik kemarin di Basement Lenmarc, sempat ada adegan tersangka menelepon usai korban terlindas mobil.
"Seluruh ada 60 adegan kemarin. Di 5 titik rekontruksi. Di (Blackhole) KTV, lift di basement, kemudian apartemen Orchard tanglin dan di Nashos (National Hospital Surabaya)," imbuhnya.
(hil/fat)