Seorang warga Panggungrejo, Kabupaten Blitar Ani Usnawati (38) melaporkan perampasan mobil pikap Mitsubishi L300 miliknya oleh sejumlah orang yang salah satunya mengaku Anggota Polsek Diwek, Jombang. Ternyata benar salah satu perampas pikap itu memang Anggota Polsek Diwek.
Terungkap bahwa sosok polisi yang turut mengambil secara paksa mobil pikap milik Ani adalah Aiptu S (53). Dia adalah oknum anggota yang menjabat sebagai Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di Polsek Diwek.
"Jadi benar, itu anggota saya," kata Kapolsek Diwek AKP Dwi Basuki Nugraha saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (5/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perampasan pikap milik Ani yang dilakukan Aiptu S itu terjadi pada Rabu (28/9). Aiptu S merampas mobil itu setelah menyebutkan bahwa mobil yang baru dibeli oleh korban bermasalah.
Ani pun melaporkan dugaan perampasan mobil itu ke Polres Blitar. Dia mengatakan rumahnya tiba-tiba didatangi empat orang yang salah satunya mengaku sebagai polisi dari Polsek Diwek, Jombang.
"Kejadiannya minggu lalu, sekitar pukul 20.00 WIB. Pas itu tiba-tiba ada datang 4 orang, satu orang mengaku dari Polsek Diwek, Jombang. Sekarang sudah lapor Polres Blitar," terangnya kepada detikJatim, Rabu (4/10/2023).
Ani mengaku ketakutan saat mobil pikap yang baru dibeli itu diambil oleh pria ngaku polisi itu. Menurut pria itu, mobil pikap yang dibeli suami Anik bermasalah. Namun, yang bersangkutan tidak menyebutkan masalah apa pada pikap itu.
"Enggak tahu, alasannya cuma bermasalah saja. Karena takut, pas ditanya ada BPKB dan STNK ya saya kasihkan. Terus tiba-tiba diambil unitnya (mobilnya)," katanya.
Ani sempat hendak membaca selembar kertas yang ditunjukkan oleh Aiptu S, tetapi buru-buru kertas itu turut dirampas. Tak berselang lama, pria ngaku polisi dan tiga orang lainnya membawa mobil pikap dengan nopol DE 8915 AC itu.
"Ya takut karena pas itu di rumah, hanya saya dan anak, suami masih kerja. Jadi ya tidak bisa berbuat banyak," imbuhnya.
Kini, Ani masih menunggu tidak lanjut laporannya di Polres Blitar terkait mobil pikapnya. Dia berharap ada titik terang terhadap mobil pikap itu, termasuk ganti rugi dan sebagainya.
"Harapan saya ya ada kejelasan, itu ada masalah apa atau ganti rugi dan sebagainya. Karena suami saya belinya juga cash Rp 45 juta dari orang Kediri, dan dokumen juga beres. Makanya saya menyayangkan kejadian itu," tandasnya.
(dpe/iwd)