"Alhamdulillah hari ini saya dikabari pak polisi dan saya disuruh buat laporan lagi, katanya laporan saya sebelumnya sifatnya baru aduan. Satu minggu lagi saya disuruh ke sini lagi. Mudah-mudahan dengan cara ini anak saya bisa kembali," ujarnya.
Kasi Humas Polres Sampang Ipda Sujianto membenarkan permintaan pembuatan Laporan Polisi (LP) oleh penyidik kepada Rofiah. Langkah itu merupakan proses lanjutan setelah penyidik menemukan unsur pidana dalam kasus tersebut.
"Setelah dilakukan serangkaian proses penyelidikan dan proses gelar perkara, ditemukan unsur (pidana) sehingga yang bersangkutan diminta membuat laporan polisi sehingga bisa segera dilakukan penyidikan," ujar Sujianto.
Sebelumnya, Rofiah (40) sudah melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kembali buah hatinya. Anaknya yang baru berusia 1 tahun diduga diambil paksa mantan suaminya, Holili yang dulu sempat menikah siri dengannya saat sama-sama merantau di Malaysia pada 2021.
"Saya pulang ke Indonesia saat hamil 3 bulan karena dijanjikan mengurus surat nikah (yang sah secara negara). Namun, hingga Agustus 2022 anak saya lahir, surat nikah bahkan nafkah kami pun tak terurus," ujarnya sembari menyeka air mata.
"Bahkan saya sendiri yang harus cari pinjaman untuk biaya persalinan. Mulai itu hubungan kami renggang, bahkan tiap bulan saya hanya diberi uang belanja Rp 200 ribu, itu pun berjalan selama 6 bulan," katanya.
Merasa kebutuhan hidupnya tidak tercukupi, Rofiah pun memutuskan kembali bekerja di negeri Jiran. Sementara, bayinya yang saat itu masih berusia 7 bulan, dititipkan kepada anak pertamanya yang sudah menikah.
"Sekitar April 2023 saya nekat berangkat kembali (kerja di Malaysia) untuk cari tambahan biaya untuk anak saya. Sebab Holili menolak berangkat lagi," kesalnya.
Perasaannya mulai tidak tenang sebab bayi laki-lakinya diminta oleh mantan suaminya. Dia sudah melarang tapi ketika dirinya baru 2 bulan bekerja di Malaysia, Rofiah dapat kabar bahwa buah hatinya dibawa kabur oleh Holili.
"Mendengar kabar itu, saya langsung pulang ke Indonesia pada Juni 2023," ucapnya.
Rofiah mengaku sudah kehabisan akal untuk mengambil kembali bayinya yang kini disembunyikan Halili. Upaya secara kekeluargaan sudah tiga kali ditempuh, namun bayinya masih gagal dibawa pulang.
"Tiga kali saya datang ke rumah Holili tapi tidak pernah ditemui, keluarganya kompak ngaku tidak tahu. Sampai saya seperti orang gila dan pingsan di sana, anak saya tidak juga dikembalikan," kata Rofiah.
Setelah upaya kekeluargaan melalui tokoh sesepuh desa yang dilakukannya tidak berhasil, Rofiah pun melaporkan Holili atas dugaan penculikan anaknya ke kantor polisi.
Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Sukaca sebelumnya menyatakan pihaknya harus hati-hati dalam menangani perkara ini. Untuk menguatkan langkahnya, petugas menunggu hasil koordinasi dengan tim ahli.
"Awal kami coba lakukan dengan kekeluargaan namun belum ada titik temu. Kita sudah koordinasi dengan tim ahli, kita tunggu 2 sampai 3 hari ke depan," tandas Sukaca.
(dpe/iwd)