Pilu Keluarga Sebut Angeline Alami Kekerasan Seksual Sebelum Dibunuh Roy

Pilu Keluarga Sebut Angeline Alami Kekerasan Seksual Sebelum Dibunuh Roy

Esti Widiyana - detikJatim
Minggu, 17 Sep 2023 10:03 WIB
Bambang, ayah almarhum Angeline Nathania mahasiswa Ubaya yang dibunuh guru les musik Roy.
Bambang, ayah almarhum Angeline Nathania mahasiswa Ubaya yang dibunuh guru les musik Roy. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Sejumlah fakta baru terungkap di kasus pembunuhan mahasiswa Ubaya, Angeline Nathania oleh guru musiknya saat SMA, Rochmad Bagus Apryatna alias Roy. Dengan pilu, keluarga menceritakan bahwa Angeline juga mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh.

Ayah Angeline, Bambang menyebutkan ada beberapa hal yang tidak diungkap secara transparan oleh tim penyidik dari hasil rekonstruksi pembunuhan dan hasil autopsi.

Bambang membeberkan hasil autopsi yang tidak diungkap oleh penyidik. Salah satunya, putrinya mengalami kekerasan seksual yang dibuktikan dengan adanya luka pada alat kelamin korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil dari autopsi Angel mengalami pendarahan di kepala, memar di wajah, juga di perut. Dan yang membuat kami lebih miris sebagai orang tua, Angel juga mengalami kekerasan seksual di bagian alat organ vital sampai sobek beberapa sentimeter," kata Bambang sembari menahan air matanya.

Dia juga mengungkap kecurigaan bahwa putrinya dibunuh oleh Roy tidak di dalam mobil seperti penjelasan awal polisi.

ADVERTISEMENT

"Saya melihat dari awal kasus Angeline ini seakan-akan tidak terbuka dalam penyidikan ini. Kami merasa berat sebelah, keterangan yang diperoleh hanya dari pelaku saja. Kami dari pihak keluarga tidak diberi kesempatan untuk menyangkal hal itu," imbuh Bambang.

Bambang menjelaskan bahwa hasil rekonstruksi yang digelar penyidik kepolisian tampak tertutup dan terkesan tidak diungkap ke publik. Padahal dari hasil rekonstruksi itu ada fakta yang berubah. Yakni lokasi pembunuhan yang tadinya disebut di dalam mobil menurutnya dilakukan di tempat tinggal pelaku.

"Dari rekontruksi juga terlihat tertutup, tidak ada media yang meliput dan terkesan tidak diberikan keterangan ke umum (ada) hasil yang berubah dari yang tadinya dibunuh di mobil sebenarnya tidak di mobil, tapi di rumah kos pelaku," ujar Bambang.

Dia mendasarkan kecurigaan itu pada jeda waktu ketika Angeline pulang kuliah, kemudian naik ojek online ke rumah pelaku dalam rentang waktu yang cukup lama.

"Dari lini masa yang kami ketahui memang ada jeda waktu di antara di Angel pulang kuliah, waktu naik ojek online ke rumah pelaku sekitar jam 11.00 WIB-15.00 WIB, waktu HP Angel off, ada jeda waktu agak lama. Setelah hasil autopsi yang saya ketahui dari pihak JPU menerangkan kalau angel meninggal mengalami kekerasan fisik dulu," ujarnya.

Karena itu lah, Bambang mengungkapkan kekerasan fisik yang dilakukan Roy kepada putrinya Angeline bukan merupakan tindakan spontanitas, melainkan dalam waktu yang panjang.

Pihak keluarga pun menginginkan kepolisian benar-benar iba dan membantu penuh keadilan bagi pihak korban. Dia pun memohon kepada penyidik kepolisian agar mengembangkan kasus itu. Karena menurutnya pembunuhan itu sangat menyakitkan keluarga.

"Kami mohon untuk pihak yang berwenang, kepolisian benar-benar membantu mengembangkan. Karena ini sangat-sangat menyakitkan dari hasil autopsi. Kami mohon untuk pelaku dihukum bukan hanya berat saja, tapi hukuman mati kalau perlu. Karena ini benar-benar keji dan tidak memiliki rasa kemanusiaan," ujarnya.

"Saya takut kalau kalau dihukum terlalu ringan, orang ini bisa berbuat hal yang sama terhadap masyarakat lain. Ini sangat keji sampai dia bisa melakukan itu, membuat anak kami meninggal dengan sangat sadis. Tolong pihak berwajib benar-bebar membantu dan pihak hukum mengawal kasus ini," pungkasnya.




(hil/fat)


Hide Ads