Warga Randu Padangan, Menganti, Gresik itu baru melapor ke polisi tiga minggu setelah kejadian. Alasannya, karena pihak sekolah sempat melakukan mediasi dan berjanji akan menunjukkan rekaman CCTV.
Namun, kenyataannya Samsul hanya diberikan rekaman CCTV bulan Mei, sedangkan CCTV saat kejadian disebut rusak. Menurut Samsul, SAH dianiaya kakak kelasnya pada 7 Agustus 2023.
"Tapi saya laporkan tanggal 28 Agustus 2023, karena sebelumnya ada mediasi bahwa sekolah akan menunjukkan rekaman CCTV. Tapi ternyata saya diberi harapan palsu," kata Samsul saat ditemui detikJatim di rumahnya, Jumat (15/9/2023).
Samsul menceritakan ia berusaha mencari pelaku setelah mengetahui putri pertamanya buta permanen karena kejadian itu. Ia mendatangi sekolah dan mengajak anaknya ke kelas 3 sampai kelas 6 untuk menunjukkan siapa pelakunya.
Saat itu putrinya enggan menunjuk siapa pelaku yang telah melakukan penganiayaan. Menurut Samsul, putrinya ketakutan hingga tidak bisa menunjukkan siapa pelakunya.
"Pas saya ajak itu anak saya kayak takut. Ya kan namanya anak-anak. Sampai sekarang saya nggak tahu itu kakak kelasnya atau orang luar. Karena saat itu memang sekolah lagi menggelar lomba jadi nggak tahu itu orang luar atau murid lain pelakunya," jelasnya.
Samsul kemudian mencari tahu ke pihak sekolah dengan bermaksud melihat CCTV. Tapi pihak sekolah mengatakan tidak bisa memberikan rekaman CCTV kepada orang sembarangan.
"Di sekolah kan ada empat sampai lima CCTV, saya bilang ke sekolah untuk melihat CCTV. Tapi pihak sekolah tidak boleh ke sembarang orang," tuturnya.
Ia pun memutuskan melapor ke Polsek Menganti untuk meminta pendampingan melihat CCTV. Samsul juga meminta bantuan ke Bhabinkamtibmas Polsek Menganti untuk meminta CCTV dan melihatnya bersama-sama.
"Saya sudah minta bantuan pak Bhabin. Tapi Bhabinkamtibmas merespons empat hari setelah saya meminta bantuan. Tahu-tahu, katanya pak Bhabin sudah melihat CCTV. Padahal saya minta agar dilihat secara bersama-sama. Akhirnya saya lapor ke kepala desa dan Polres Gresik," kata Samsul.
Sebelumnya, SAH mengalami kekerasan yang diduga dilakukan kakak kelasnya. Saat kejadian sekolah sedang menggelar lomba Agustusan sehingga semua murid berkumpul di lapangan.
Tak berselang lama, SAH ditarik oleh pelaku ke sebuah lorong di antara ruang guru dan pagar sekolah. Di sana ia dimintai uang jajan tapi menolak.
"Karena nggak mau, wajah anak saya ditutupi tangan, kemudian tusuk bakso itu dicolok-colokan dari atas ke bawah di bagian mata kanan anak saya," ungkap Samsul.
SAH yang ketakutan langsung lari dan membasuh matanya dengan air. Kemudian korban mengusap matanya yang berdarah dengan seragam.
"Waktu itu ada luka sedikit, karena di seragamnya ada bekas darah. Sekarang sudah bersih karena dicuci," tambahnya.
SAH lantas mengeluh kepada ayahnya bahwa mata kanannya tidak bisa melihat. Korban pun dibawa ke rumah sakit dan disebut mengalami buta permanen karena ada kerusakan pada saraf mata kanannya.
(irb/fat)