Penasihat Hukum dari Ubaya mengungkap bahwa Angeline Nathania dibunuh di rumah guru musik SMA-nya Rochmad Bagus Apryatna alias Roy. Di rumah itu juga tinggal keluarga Roy.
Salah satu Tim Advokasi Ubaya yang mendampingi keluarga Angeline, Salawati menyampaikan itu bersamaan dengan kejanggalan yang dia temukan. Salah satunya soal keluarga Roy.
"Saat rekonstruksi kami juga mengikuti, jelas melihat bahwa bahwa tempat terjadinya pembunuhan itu hanya kamar sempit sekat-sekat, tidak tebal," ujarnya di Ubaya, Kamis (14/9/2034).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamar bersekat tidak tebal itu, menurut Salawati, seharusnya tidak menghalangi penghuni lain di rumah itu untuk mengetahui kegaduhan apapun yang sedang terjadi di salah satu kamar.
"Kalau terjadi apapun di hari pembunuhan, harusnya sebagian di sana mengetahui," kata Salawati.
Dia pun mengaitkan fakta baru lokasi pembunuhan dalam proses rekonstruksi yang digelar penyidik itu dengan informasi yang dia dapatkan tentang siapa saja yang menghuni rumah itu.
"Ternyata ada informasi di sana ditempati oleh beberapa anggota keluarga tersangka (Roy). Tapi hal ini seperti tidak ada pendalaman. Dalam hal ini istri tersangka juga belum ada pemeriksaan," katanya.
Sebelumnya, dia menyebutkan bahwa rekonstruksi yang digelar polisi menguak fakta bahwa pembunuhan itu ternyata dilakukan pada 3 Mei antara pukul 14.00 WIB-15.00 WIB.
Selanjutnya, Roy membungkus jenazah Angeline dan membiarkannya hingga 4 Mei malam. "Baru pada 5 Mei pagi dibuang. Jadi ada jeda," kata Salawati di Ruang Rapat Fakultas Hukum Ubaya, Kamis (14/9/2023).
Dia melanjutkan bahwa dalam proses rekonstruksi yang sama juga terungkap fakta bahwa Roy ternyata tidak sendirian saat membuang jenazah Angeline. Menurutnya, adik Roy menjadi driver dan ikut mengangkat koper berisi jenazah Angeline untuk dibuang ke jurang Pacet, Mojokerto.
"Sebesar apa koper dan karung putih? Kalau dokumen dengan berat 73 kg itu janggal. Saat rekonstruksi itu diangkat bersama (adik tersangka). Memang diangkat bersama oleh tersangka dan adiknya yang menjadi driver," tegasnya.
Ayah Angeline, Bambang juga merasakan kejanggalan dalam kasus pembunuhan anaknya. Dia sendiri sejak awal tidak yakin bila pembunuhan itu hanya dilakukan seorang diri oleh Roy.
"Kejanggalannya, kalau dilakukan sendiri rasanya kok nggak mungkin. Apalagi sampai ke pembuangan jenazah, jelas pasti ada yang membantu," kata Bambang.
Mengenai fakta baru yang menurut Salawati didapatkan saat rekonstruksi yang digelar penyidik Sat Reskrim Polrestabes Surabaya, reporter detikJatim sudah berupaya melakukan verifikasi ke Satreskrim Polrestabes Surabaya. Namun hingga berita ini tayang upaya verifikasi itu belum direspons.
(dpe/dte)