Keraguan Keluarga Angeline Mahasiswi Ubaya Terhadap Penyelidikan Polisi

Keraguan Keluarga Angeline Mahasiswi Ubaya Terhadap Penyelidikan Polisi

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 15 Sep 2023 14:49 WIB
Bambang, ayah almarhum Angeline Nathania mahasiswa Ubaya yang dibunuh guru les musik Roy.
Bambang, ayah almarhum Angeline Nathania mahasiswa Ubaya yang dibunuh guru les musik Roy. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Keluarga Angeline Nathania, mahasiswa Ubaya yang dibunuh guru musiknya saat SMA, Rochmad Bagus Apryatna alias Roy meragukan penyelidikan polisi. Ada sejumlah hal yang tak diungkap secara transparan.

Ayah Angeline, Bambang menyebut, tim penyidik tak transparan membuka seluruh hasil rekonstruksi pembunuhan dan hasil autopsi. Dia curiga putrinya dibunuh oleh Roy tidak di dalam mobil seperti penjelasan awal polisi.

Kecurigaan itu berdasarkan pada jeda waktu ketika Angeline pulang kuliah, kemudian naik ojek online ke rumah pelaku dalam rentang waktu yang cukup lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari lini masa yang kami ketahui memang ada jeda waktu di antara di Angel pulang kuliah, waktu naik ojek online ke rumah pelaku sekitar jam 11.00 WIB sampai 15.00 WIB, waktu HP Angel off, ada jeda waktu agak lama. Setelah hasil autopsi yang saya ketahui dari pihak JPU menerangkan kalau angel meninggal mengalami kekerasan fisik dulu," kata Bambang saat ditemui detikJatim di Ruang Rapat Fakultas Hukum Ubaya, Kamis (14/9/2023).

Bambang menyesalkan pihaknya tak diberi ruang untuk melakukan penyangkalan.

ADVERTISEMENT

"Saya melihat dari awal kasus Angeline ini seakan-akan tidak terbuka dalam penyidikan ini. Kami merasa berat sebelah, keterangan yang diperoleh hanya dari pelaku saja. Kami dari pihak keluarga tidak diberi kesempatan untuk menyangkal hal itu,"

Hasil rekonstruksi yang digelar penyidik kepolisian juga tertutup dan terkesan tidak diungkap ke publik. Padahal, dari hasil rekonstruksi itu, ada fakta yang berubah. Yakni lokasi pembunuhan yang tadinya disebut di dalam mobil, menurut Bambang justru dilakukan di tempat tinggal pelaku.

"Dari rekonstruksi juga terlihat tertutup, tidak ada media yang meliput dan terkesan tidak diberikan keterangan ke umum (ada) hasil yang berubah dari yang tadinya dibunuh di mobil sebenarnya tidak di mobil, tapi di rumah kos pelaku," ujar Bambang.

Bambang mengungkapkan bahwa kekerasan fisik yang dilakukan Roy kepada putrinya Angeline bukan merupakan tindakan spontanitas, melainkan dalam waktu yang panjang.

Dia juga membeberkan hasil autopsi yang tidak diungkap oleh penyidik. Salah satunya bahwa putrinya mengalami kekerasan seksual dibuktikan dengan adanya luka pada alat kelamin korban.

"Hasil dari autopsi Angel mengalami pendarahan di kepala, memar di wajah, juga di perut. Dan yang membuat kami lebih miris sebagai orang tua, Angel juga mengalami kekerasan seksual di bagian alat organ vital sampai sobek beberapa sentimeter," kata Bambang sembari menahan air matanya.

Pihak keluarga pun menginginkan kepolisian benar-benar iba dan membantu penuh keadilan bagi pihak korban. Dia pun memohon kepada penyidik kepolisian agar mengembangkan kasus itu. Karena menurutnya pembunuhan itu sangat menyakitkan keluarga.

"Kami mohon untuk pihak yang berwenang, kepolisian benar-benar membantu mengembangkan. Karena ini sangat-sangat menyakitkan dari hasil autopsi. Kami mohon untuk pelaku dihukum bukan hanya berat saja, tapi hukuman mati kalau perlu. Karena ini benar-benar keji dan tidak memiliki rasa kemanusiaan," ujarnya.

"Saya takut kalau kalau dihukum terlalu ringan, orang ini bisa berbuat hal yang sama terhadap masyarakat lain. Ini sangat keji sampai dia bisa melakukan itu, membuat anak kami meninggal dengan sangat sadis. Tolong pihak berwajib benar-bebar membantu dan pihak hukum mengawal kasus ini," tukasnya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads