Ketua IDI Jawa Timur dr Sutrisno, SpOG.K buka suara soal kasus Susanto, dokter gadungan PHC Surabaya. Sudah 2 tahun pria lulusan SMA itu menipu banyak orang dengan mencatut nama dr Anggi Yurikno.
Susanto nekat menjadi dokter abal-abal demi memenuhi biaya hidup sehari-hari. Akibatnya, PHC Surabaya mengalami kerugian mencapai Rp 262 juta.
"Itu kan dokter palsu, jadi ya itu tindakan pidana. Artinya kalau ditinjau di dalam Undang-Undang Kesehatan yang baru ini, kalau dulu ada Undang-Undang praktik kedokteran atau dari hukum pidana sendiri," ujar Sutrisno kepada detikJatim, Selasa (12/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutrisno menegaskan dalam kasus ini tidak ada hubungan antara IDI dengan pihak RS. IDI Jatim juga tidak akan proaktif soal kasus ini dan tidak akan melakukan tindakan apapun.
Ini karena Susanto memang bukan seorang dokter, sehingga tidak ada keterkaitan dengan profesi dokter yang perlu ditengahi atau ditindak oleh IDI Jatim.
Meski demikian, IDI Jatim memberikan imbauan kepada para penyelenggara institusi kesehatan, khususnya pihak rumah sakit agar menyikapi permasalahan dokter palsu ini.
"Kami mengimbau saja kalau merekrut dokter ya mohon hati-hati. Kalau seandainya memerlukan konfirmasi dan lain-lain, IDI siap karena database-nya juga ada," ungkapnya.
Pihaknya juga menambahkan bahwa IDI Jatim pun sebelumnya telah beberapa kali menerima aduan terkait adanya dokter-dokter palsu ini.
Namun dengan adanya database yang lengkap, pihak IDI Jatim bisa melakukan verifikasi dengan cepat dan tepat untuk merespons berbagai aduan dan masalah yang terjadi.
"Dari organisasi profesi ini sebenarnya begitu ada laporan kita bisa melacak dengan bagus," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Susanto menjadi dokter gadungan selama 2 tahun di RS PHC Surabaya. Ini didapat berdasarkan salinan surat dakwaan jaksa yang menyebut Susanto bekerja di RS PHC yang berada di Jalan Prapat Kurung Selatan, Perak Utara, Surabaya. Alamat itu sesuai dengan RS PHC Surabaya.
Setelah ada penjelasan PT PHC, dipastikan Susanto tak pernah praktik di RS PHC Surabaya. Dia memang direkrut oleh PT PHC, namun ditempatkan di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu.
(dpe/dte)