Sindikat Pembobol Rekening Puskesmas di Surabaya Sudah 5 Tahun Beroperasi

Sindikat Pembobol Rekening Puskesmas di Surabaya Sudah 5 Tahun Beroperasi

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Rabu, 30 Agu 2023 23:15 WIB
Pelaku pembobol rekening Puskesmas di Surabaya.
Tiga pelaku pembobol rekening Puskesmas di Surabaya. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Polisi telah meringkus sindikat pembobol rekening Puskesmas Tanah Kali Kedinding, Surabaya yang membuat Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas senilai puluhan juta rupiah raib. Ada 3 orang warga Sumatra Selatan yang diamankan Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Ketiga pelaku yang dikejar hingga di daerah asalnya itu adalah AA (19), WW (31), dan SH (50). Ketiganya dibekuk beberapa waktu lalu. Ketiganya dikeler ke Surabaya hingga dihadirkan dalam konferensi pers di Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hari ini.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Arief Ryzki Wicaksana mengatakan mengatakan bahwa salah satu pelaku berinisial AA adalah lulusan SMA. Sedangkan WW sarjana dan SH (50) wiraswasta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan bahwa ketiga pria asal Sumatera Selatan itu terbukti membobol rekening Puskesmas di Surabaya dengan cara mengirimkan link yang berisi situs web palsu.

"Di dalamnya (link yang dikirimkan kepada korban) berisi perubahan biaya transfer bank," kata Arief saat konferensi pers di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Rabu (30/8/2023).

ADVERTISEMENT

Arief menjelaskan bahwa kasus ini terungkap setelah pegawai Puskesmas Tanah Kali Kedinding melaporkan kejadian itu pada 22 Mei 2022. Kala itu mereka mengaku saldo Rp 51 juta dana BOK yang ada di rekening itu raib padahal tidak pernah melakukan transaksi.

"Mereka mengirimkan pesan hoaks secara random. Di dalamnya berisi perubahan biaya transfer. Kemudian dicantumkan link. Ketika di klik atau menyetujui, korban terjebak di dalamnya," ujarnya.

Saat didalami, petugas mendapati ketiganya juga mengiklankan situs web bank persis seperti aslinya. Caranya dengan mengiklankannya ke mesin pencari Google.

"Pelaku bisa mengakses rekening dari para korban. Kalau dicek kan muncul paling atas. Jadi, masyarakat menganggap itu asli. Dari situ data terekam dan tersimpan," paparnya.

Sementara itu, AA mengaku mempelajari modus dan cara yang digunakan secara otodidak. Dalam melancarkan aksinya, dia tak hanya menyasar puskesmas tetapi juga sejumlah korban lain termasuk perusahaan.

"Saya belajar otodidak. Linknya itu mengharuskan korban login username dan password, itu bukan dari playstore tapi chrome," katanya.

AA mengaku telah melancarkan aksinya bersama 2 rekannya secara bersama-sama. Selama 5 tahun beraksi AA mengaku telah meraup uang hasil curian mencapai ratusan juta rupiah.

"Kalau saya operasi 1 bulan dapat sekitar Rp 500 juta," tutupnya.




(dpe/dte)


Hide Ads