Rabu dini hari sekitar pukul 00.00 WIB itu, puluhan orang diduga anggota perguruan silat berpakaian hitam-hitam datang berbondong-bondong naik motor. Suasana di Dusun Curahbamban, Desa Tanggul Wetan, Tanggul, Jember dini hari itu mencekam.
Salah satu warga setempat bernama Riska menceritakan suasana dini hari itu. Rombongan konvoi pemuda berpakaian hitam-hitam itu berhenti di salah satu titik. Riska saat itu sempat mengintip dari jendela rumahnya. Dia tidak berani keluar rumah.
Tiba-tiba terdengar suara kaca yang pecah. Riska semakin tidak berani keluar rumah. Dia pun memilih untuk tidak menarik perhatian dengan tetap dia di dalam rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya nggak berani keluar, saya lihat dari jendela banyak anak muda pakai kaos hitam-hitam. Terus terdengar suara pecahan kaca. Saya tambah nggak berani keluar," kata Riska kepada detikJatim, Rabu (23/8/2023).
Suasana yang lebih mencekam dialami Hermanto. Dia sebutkan bahwa puluhan massa berpakaian hitam itu berhenti di dekat rumahnya. Sempat terdengar suara para pemuda itu seperti berdiskusi sebelum mulai melempari rumah tetangganya, hingga rumahnya ikut kena lemparan batu.
"Saya melihat ada puluhan orang itu di halaman rumah Pak Imam (Ghozali). Kira-kira 50 an orang. Selanjutnya mereka seperti sedang diskusi begitu," kata Hermanto.
Batu-batu yang memecahkan kaca rumahnya juga menembus genting itu menimbulkan suara gaduh yang menegangkan. Hermanto pun memilih untuk bersembunyi di dalam rumah dan melindungi keluarganya.
"Karena rumah saya berdekatan, ikut kena juga. Dilempari batu-batu ukuran segenggam tangan saya ini. Kena kaca jendela, genteng rumah, dan lainnya. Saya takut dan berusaha menyelamatkan keluarga di dalam rumah," ujarnya.
Hermanto bersyukur dirinya dan keluarganya tidak sampai terluka dalam kejadian itu. Suasana yang tadinya tegang berangsur-angsur mereda setelah terdengar bunyi letusan pistol polisi.
"Alhamdulillah semua aman, setelah anggota polisi dan seperti TNI datang juga mengamankan lokasi. Terdengar juga ada bunyi letusan pistol. Saya nggak tahu kejadiannya, saya di dalam rumah. Berlindung," sambungnya.
Suara letusan senpi itu juga didengar Riska. Dia sebutkan jeda suara kegaduhan dan pecahan kaca dengan suara tembakan udara oleh anggota polisi untuk membubarkan massa kurang lebih 10 menit.
"Paling jeda 10 menit (setelah dirinya mendengar suara pecahan kaca), banyak polisi berpakaian preman sambil jalan kaki menembak ke atas untuk membubarkan massa," sambungnya.
(dpe/fat)