Mayat korban mutilasi yang ditemukan warga di saluran irigasi Dusun/Desa Japanan, Mojowarno, diautopsi di RSUD Jombang. Tim dokter forensik juga mengambil sampel DNA korban untuk identifikasi.
Autopsi mayat korban mutilasi berlangsung di Paviliun Kenanga, Instalasi Kedokteran Forensik RSUD Jombang sejak pukul 13.00 WIB. Autopsi dilakukan tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri.
Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan, autopsi untuk mengetahui jenis kelamin, perkiraan usia dan waktu kematian, penyebab kematian, serta ciri-ciri mayat korban mutilasi. Selain itu, tim dokter juga mengambil sampel DNA mayat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari ciri-ciri tersebut masyarakat yang kehilangan keluarganya bisa melapor ke Polres Jombang," terangnya kepada wartawan di lokasi autopsi, Sabtu (5/8/2023).
Pengambilan sampel DNA sebagai upaya untuk mengungkap identitas mayat korban mutilasi tersebut. DNA korban nantinya akan dicocokkan dengan masyarakat yang kehilangan keluarganya.
Polisi memang kesulitan untuk mencari keluarga korban. Pasalnya, lanjut Aldo, mayat sudah membusuk dan rusak. Ditambah lagi mayat korban tersebut ditemukan tanpa kepala.
"Kondisi mayat sudah rusak, dagingnya sudah hancur mungkin kena air, terik matahari dan juga pembusukan. Sehingga, agak sulit menemukan identitas korban,"
Mayat korban mutilasi pertama kali ditemukan Sunawan (45), Jumat (4/8) sekitar pukul 21.00 WIB. Ketika itu ia sedang mencari ikan menggunakan setrum. Dua karung berisi mayat ditemukan bersebelahan di dasar saluran irigasi Dusun Japanan.
Polisi memastikan tidak ada kepala korban di dalam 2 karung tersebut. Petugas juga belum mendapatkan identitas korban. Mayat korban mutilasi itu dalam kondisi bugil atau tanpa busana.
(dpe/dte)