Tawuran pecah di kawasan Karangploso, Malang usai mahasiswa asal Sumba Barat Daya, NTT berinisial KM (24) tewas dikeroyok. Mahasiswa tersebut ditemukan tewas bersimbah darah di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
KM merupakan mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri). Jenazahnya pertama kali ditemukan oleh petugas sekuriti UMM pada Minggu (25/6/2023) sekitar pukul 00.45 WIB. Korban tewas diduga karena dikeroyok oleh sejumlah orang.
Salah satu warga yang tinggal di di dekat TKP Ilham mengatakan, baru mengetahui korban meninggal itu sekitar pukul 03.00 WIB. Ia pun sempat berbicara dengan teman-teman korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilham tidak mengetahui secara pasti kapan korban meninggal. Namun, akibat pengeroyokan tersebut, tawuran pecah setelahnya. Tawuran itu terjadi di sebuah kafe yang tak jauh dari tempat jenazah korban ditemukan.
"Jadi saya tahunya ada ramai-ramai tawuran pukul 02.00 WIB. Setelah tawuran saya lihat jenazah korban itu sekitar pukul 03.00 WIB," terang Ilham, Minggu (25/6/2023).
Ilham mengatakan, berdasarkan keterangan teman-teman korban, KM meninggal usai dikeroyok sejumlah orang. Namun, pelakunya belum diketahui.
"Jadi teman-temannya yang tahu korban meninggal ini nggak terima dan mencari-cari pelaku. Nah, posisi saat itu pelakunya sudah hilang nggak tahu ke mana," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Karangploso Iptu Bambang Subinanjar mengatakan, jenazah pertama kali ditemukan oleh sekuriti UMM dan kemudian dilaporkan kepada Polsek Karangploso.
"Awalnya sekuriti belakang UMM itu melihat jenazah korban dan kemudian dilaporkan. Kami yang mengetahui itu langsung menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP)," ujarnya saat dihubungi detikJatim, Minggu (25/6/2023).
Setelah berada di lokasi, petugas langsung melakukan pengamanan dengan memberikan garis polisi di tempat penemuan korban. Untuk jenazah pria tersebut, langsung dibawa menuju RSSA Malang untuk penanganan lebih lanjut.
"Jenazah kondisi tengkurap di tembok belakang UMM pas saat ditemukan. Setelah petugas datang langsung dievakuasi ke RSSA Malang," kata Bambang.
(hil/dte)