Operasi senyap Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali terjadi di Jawa Timur. Kali ini ada 2 orang terduga teroris yang diamankan dari dua wilayah berbeda. Pertama di Banyuwangi, kedua di Surabaya.
Berikut ini sejumlah fakta senyap operasi Densus 88 di Jawa Timur sejak Sabtu (3/6) hingga Minggu (5/6).
1. Penangkapan Terduga Teroris di Banyuwangi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operasi Densus 88 berlangsung di Dusun Susukan Kidul, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi pada Sabtu (3/6/2023). Tak ada warga yang tahu pasti tentang operasi senyap itu. Aparat desa baru tahu ada warga yang ditangkap setelah didatangi aparat.
Kepala Desa Gladag, A Haidir Sidqi mengaku telah mendapat konfirmasi soal penangkapan warganya itu dari aparat kepolisian. Dirinya mengaku tidak dilibatkan saat proses penangkapan.
"Informasinya begitu. Tapi yang jelas, kami selaku kepala desa tahu kejadian itu setelah selesai kejadian. Yang nangkap Insyaallah dari Densus 88," katanya kepada wartawan.
Haidir mengaku tidak melihat secara langsung penangkapan salah satu warganya itu. Dia hanya membenarkan bahwa warga yang ditangkap Densus 88 itu berinisial SN. Pria itu warga asli desa setempat yang lahir dan tinggal di wilayahnya.
2. Terduga Teroris di Banyuwangi Adalah Dosen sekaligus Pengacara
Kepala Dusun Susukan Kidul Hairiyah menyatakan bahwa SN yang telah ditangkap oleh Densus 88 selama ini dikenal warga dusun setempat sebagai seorang dosen sekaligus advokat atau pengacara.
"Bapaknya (SN) ini dosen dan pengacara. Jarang di rumah. Tiga hari sekali, kadang dua hari sekali baru di rumah," kata Hairiyah.
Hairiyah juga menjelaskan bahwa terduga teroris yang telah ditangkap oleh Densus 88 itu merupakan penduduk asli di Dusun tempat dia memimpin. Yang bersangkutan menurutnya juga berasal dari keluarga yang cukup religius.
"Asli orang Susukan Kidul sini. Ayahnya dulu guru ngaji. Dari kecil di sini," ujar Hairiyah.
3. Pemilik Lembaga PAUD yang Jarang Bergaul Tapi Dermawan
Tak hanya itu, Hairiyah menjelaskan bahwa SN juga merupakan pemilik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang juga biasa menerima siswa yang melakukan tes pendidikan kejar paket. Ada papan nama bertuliskan lembaga pusat kegiatan belajar masyarakat At-Taubah di gang masuk kediaman SN.
"Iya, yang punya ini lembaga pendidikan seperti TK gitu dan kadang ada yang ujian kejar paket A atau C gitu di sini," tutur Hairiyah.
Warga sekitar mengaku sesekali bertemu SN. Mereka tidak tahu pasti terkait kondisi keluarga SN karena jarang berinteraksi dengan warga sekitar. Tapi SN dikenal dermawan.
"Jarang lihat saya, cuma kenal memang orang asli sini. Dulu kalau Jumat ada kayak santunan. Sekarang sudah nggak pernah," ujar Pendi, tetangga SN.
4. Buku dan Dokumen Dibawa Saat Penggeledahan
Rumah SN, terduga teroris di Banyuwangi digeledah tim Densus 88. Dari penggeledahan yang dilakukan pada Minggu (4/6/2023) pagi sejak sekitar pukul 06.00 WIB selama kurang dari 1 jam itu tim Densus keluar membawa sejumlah dokumen dan buku-buku. Juga pakaian dan obat-obatan milik SN.
"Tadi saya hanya menyaksikan penyidik dari Jakarta mengambil beberapa barang pribadi milik pak SN," tutur Kepala Dusun Susukan Kidul Hairiyah kepada detikJatim.
Saat ditemui usai didatangi tim Densus 88, istri SN bernama SH enggan memberikan klarifikasi. Dia mengaku masih belum bisa memberikan pernyataan apapun.
"Mohon maaf, saya masih belum bisa memberikan pernyataan apapun," kata istri SN.
Operasi senyap di Surabaya. Baca di halaman selanjutnya.
5. Densus Juga Ringkus Terduga Teroris di Surabaya
Tidak hanya di Banyuwangi, seorang terduga teroris berinisial BUB (52) ditangkap Densus 88 di Surabaya. Ternyata, BUB lebih dulu ditangkap, yakni pada Jumat (2/6).
"Saya dikasih tahu (petugas) kemarin. Setengah delapan (ditangkap)," ungkap Ketua RT setempat Muhammad Abri di Jalan Kalimas Surabaya, Minggu (4/6/2023).
Abri mengaku belum mengetahui dengan pasti di mana BUB diamankan oleh Densus 88. Abri meyakini BUB ditangkap di sekitar rumahnya. Karena melihat dari aktivitas BUB yang jarang keluar rumah.
"Mungkin di sini juga, tapi saya juga belum tahu. Aktivitasnya di rumah terus, kemudian keluar di depan gang," kata Abri.
6. Warga Menyebut pada 2006 Sudah Pernah Ditangkap Densus 88
Abri mengaku usai penangkapan tersebut dirinya sempat didatangi petugas kepolisian pada Sabtu (3/6/2023). Dia lantas ditunjukkan surat perintah untuk melakukan penggeledahan.
"Saat itu, BUB tidak dihadirkan saat dilakukan penggeledahan di rumahnya," lanjut Abri.
Abri menyampaikan jika BUB diduga pernah ditangkap sebelummya oleh Densus 88 pada tahun 2006 silam.
"Ndak (kaget), karena sudah pernah dia sekitar tahun 2006, ditangkap setelah salat Jumat di jalan," tandas Abri.
7. Densus Bawa Buku Jihad dan Anak Panah
Densus 88 menggeledah rumah terduga teroris bernama BUB (52) yang sudah lebih dulu diamankan. Rumah teduga teroris di Jalan Kalimas Madya, Nyamplungan, Pabean Cantian, Surabaya pada Jumat (2/6) siang.
"Waktu itu sekitar 7 orang. Ini dari Mabes. Waktu itu di kamar pertama (penggeledahan) juga disaksikan saudaranya, istrinya, dan saya," ungkap Ketua RT setempat Muhammad Abri.
Saat penggeledahan itu Abri mengatakan bahwa Tim Densus 88 Antiteror menemukan sejumlah buku jihad dan anak panah. Buku dan anak panah itu dibawa pergi.
"Di kamar depan ada beberapa buku, di belakang juga ada. Yang diambil buku isinya yaitu jihad, negara islam. Ya ada panah, tapi cukup tajam juga kelihatannya dari logam," tandas Abri.