Surabaya pernah diteror serangkaian aksi pencurian pikap L300 pada 2016. Tak tanggung-tanggung, dalam 6 bulan ada 88 TKP pencurian L300 di Kota Pahlawan yang dilaporkan ke polisi.
Otak pencurian L300 itu adalah M. Sholeh alias Sadeng. Berdasarkan catatan reporter detikJatim, Sadeng mempunyai beberapa jaringan di bawahnya. Ada empat hingga enam orang yang saat itu bergabung dengan kelompok Sadeng.
Biasanya kawanan Sadeng beraksi 2 orang sekali mengincar satu TKP. Mereka yang direkrut Sadeng mayoritas adalah pemain pelaku pencurian motor (curanmor). Mereka mau ikut Sadeng dan beralih jadi maling L300 karena keuntungan yang didapat lebih besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mobil L300 bodong hasil curian itu bisa langsung dijual dengan harga sekitar Rp 25-35 juta. Selain itu, mobil L300 juga bisa dikanibal. Mesin-mesinnya diprotoli untuk mesin kapal.
Selama setengah tahun polisi di Surabaya dibuat kelimpungan dengan ulah Sadeng Cs. Polisi sebenarnya sudah mengidentifikasi sosok Sadeng, hanya saja dia memang licin.
"Dia (Sadeng) yang merekrut sekaligus menggerakkan kelompok pencuri pikap," ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya saat itu AKBP Shinto Silitonga.
Hingga pada akhirnya Sadeng terendus polisi. Minggu dini hari, 25 September 2016, tiga anggota Unit Jatanras Tim Antibandit Sat Reskrim Polrestabes Surabaya mendapat informasi bahwa Sadeng akan melancarkan aksinya. Ketiga polisi itu juga punya julukan Tim Puma yang merupakan akronim dari Putra Madura. Mereka adalah Aiptu Kasum, Brigadir Sukron, dan Brigadir Aminulloh.
Sekitar pukul 01.30 WIB, Sadeng bersama kawannya itu berputar-putar di kawasan Nyamplungan, Surabaya Utara. Lantaran Sadeng sudah masuk daftar pencarian orang (DPO), polisi sudah mengantongi nomor HP Sadeng. "Sadeng dipancing keluar untuk bertemu," sebut salah satu sumber di internal kepolisian saat itu.
Polisi kemudian mengirim pesan singkat ke Sadeng. Mereka pura-pura menawarkan perempuan untuk diajak kencan. Umpan itu disambut oleh Sadeng. Dia kemudian mengajak untuk bertemu di jalanan sepi, di sekitar Kampung Cantian, belakang Mapolsek Simokerto.
Sadeng tidak tahu kalau itu adalah jebakan. Sampai akhirnya dia sadar bahwa polisi sudah menyanggongnya. Sadeng yang membonceng kawannya lantas berusaha kabur.
Tak mau buruannya lepas, polisi menabrak motor Sadeng. Sadeng sempat tumbang, namun sejurus kemudian dia bangkit lagi. Tiba-tiba dia mengeluarkan parang sepanjang 40 cm. Parang itu diarahkan ke tangan dan ulu hati Aiptu Kasum yang memimpin penangkapan itu. Akibat sabetan parang itu, Aiptu Kasum berdarah-darah hingga harus mendapat 20 jahitan di tangannya.
Mengetahui Aiptu Kasum terdesak, polisi lain melepaskan tembakan peringatan ke udara. Tapi Sadeng memang nekat. Dia tak menggubris tembakan peringatan itu dan justru mencoba menggertak polisi yang memberikan peringatan. Dia mengacung-acungkan parang itu.
Tak mau ambil risiko, polisi langsung mengarahkan revolver ke arah Sadeng. Dor! Dor! Dor! Dor! Empat peluru mengirim Sadeng ke akhirat. Satu peluru kena dada kiri hingga tembus pinggang Sadeng, satu peluru di lengan kiri, dan dua peluru lainnya mengenai semping wajah kiri hingga tembus sebelah kanan.
Sementara satu teman Sadeng lainnya berhasil lolos. Belakangan, kawan Sadeng itu tewas usai mencoba mencuri motor di rumah seorang perwira Kopaska bernama Mayor Laut (P) Tunggul Waluyo di Simorejo Surabaya, 5 Juli 2017. Dia adalah Abdul Aziz.
"Kami pastikan bahwa dia memang Abdul Aziz. Pelaku yang mencuri L300 sebanyak 88 TKP di Surabaya," tegas Shinto Silitonga.
Sejak Sadeng dikirim ke akhirat, Abdul Aziz kembali beralih menjadi pencuri sepeda motor. Sebelum ditembak Tunggul, polisi terus mencari Aziz. Namun, sama seperti mantan bosnya, Aziz juga sangat licin. Polisi sempat mencari Aziz ke rumahnya di Jeddih, Madura, tapi nihil.
"Motor yang dipakai Aziz saat datang ke Simorejo (rumah Tunggul) itu adalah barang curian, nopolnya palsu," lanjut alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 itu.
Kematian Aziz juga menandai tamatnya komplotan bandit L300 yang meresahkan warga Kota Pahlawan.
Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Ingin mencari artikel-artikel lain di rubrik Jatim Flashback? Klik di sini.
(dpe/dte)