Mantan Pejabat Pajak Rafael Alun Trisambodo yang telah ditetapkan tersangka oleh KPK membantah tuduhan yang menyebut dirinya melakukan cuci uang lewat nama mendiang ibunya. Ia juga membantah bila orang tuanya berasal dari keluarga miskin.
"Dapat saya jelaskan bahwa ayah saya adalah seorang dokter TNI AD, menjabat terakhir sebagai Kepala Rumah Sakit Tentara. Ibu saya apoteker. Bapak dan Ibu saya adalah alumni UGM. Selain itu bapak saya mempunyai praktik dokter yang cukup ramai pada saat itu tahun 70-an," ujarnya dilansir dari detikNews, Kamis (30/3/2023) malam.
"Saya sering ditugaskan untuk mengetik tagihan dari pasien-pasien langganan dari beberapa pabrik. Itu bisa sampai Rp 1,5 juta di tahun itu," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, ia juga mengaku kalau ibunya memiliki usaha sampingan penggergajian kayu di Pontianak dan punya bisnis barang pecah belah impor. Bahkan, ibunya juga termasuk kalangan sosialita.
"Ibu saya di Jogja termasuk sosialita, berteman dengan para orang-orang kaya Jogja. Termasuk Nyonya Suharti, itu sahabat dekat ibu saya. Dan ibu saya juga berbisnis menjual perhiasan dalam komunitas-komunitas arisan di Jogja," ungkapnya.
Rafael juga menyebutkan, rumah orang tuanya di Jogja pada tahun 1977 juga berada tepat di pinggir jalan raya dengan luasan 1.800 meter persegi dan dikelilingi tembok tinggi setinggi 1 meter.
Sementara ketika ditanya menyangkut modal pembangunan perumahan di Manado yang tidak tercantum dalam LHKPN-nya, ia menjelaskan bahwa ibunya juga merupakan salah satu pemegang saham perumahan di sana, selain istrinya, teman istrinya, dan salah seorang penduduk asli sana.
"Modal awal kami dari saya hanya Rp 315 juta. Itu dari hasil mengontrakkan rumah, dari hasil penghasilan kos-kosan. Lalu dari hasil pekerjaan, itu saya gunakan untuk itu," ujarnya.
Sementara menyangkut artis inisial R yang juga terseret persoalan pencucian uangnya, Rafael mengaku sama sekali tidak mengetahuinya. Ia mengaku tidak punya lingkungan pergaulan artis.
"Justru itu saya baru dengar. Saya tidak punya lingkungan pergaulan artis. Saya orang yang dari pagi ke kantor, pulang sore bahkan pulang malam. Hari-hari saya habiskan di kantor, jadi saya nggak punya teman artis atau teman dekat wanita lain. Bisa ditanya ke beberapa pegawai yang pernah menjadi bawahan saya," terangnya.
Rafael juga menekankan bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki perusahaan cangkang. Perusahaannya murni atas nama istrinya, Ernie Meike dan dilaporkan baik di SPT Pajak maupun LHKPN.
"Saya dan istri saya menikah tanpa perjanjian pisah harta. Berarti saya dan istri menjadi satu subyek hukum. Lah kalau saya pakai nama istri saya dilarang, berarti istri saya orang lain dong," katanya.
"Kok saya nggak boleh? Semua perusahaan dilaporkan, nggak ada yang nggak saya laporkan. Lah kok saya dibilang nomine," tambahnya.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyoroti soal empat bidang tanah mendiang ibunya di Jogja dan sebuah ruko di wilayah Krembangan, Jakarta Barat, senilai Rp 9 miliar, yang akhirnya dihibahkan ke Rafael.
KPK mencurigai bahwa harta kekayaan ibunda Rafael sebagai pola pencucian uang Rafael Alun. Kecurigaan ini muncul setelah KPK mendapatkan petunjuk dari petugas paroki gereja tempat ibu Rafael Alun biasa beribadah.
Petugas itu menyebutkan bahwa mendiang ibu Rafael Alun bukan dari keluarga berada bahkan cenderung miskin. Bahkan disebut mustahil jika mendiang ibu Rafael bisa membeli empat bidang tanah di Jogja dan satu ruko dengan harga Rp 9 miliar.
"Makanya kami keluar kesimpulan: Oh, satu, lo cuci uang lewat ibu," tutur sumber itu kepada detikcom.
Selain menggunakan nama mendiang ibunya Rafael diduga melakukan pencucian uang dengan menggunakan nama istri dan anak-anaknya. Nama mereka digunakan Rafael untuk membangun enam badan hukum yang bergerak dalam berbagai bidang.
(dpe/fat)