Peristiwa pilu itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB, Sabtu (25/3). FAS saat itu sedang bermain bersama kerabatnya di Desa Sepande, Candi.
Di tengah aktivitas itu, FAS tersinggung dengan kerabatnya. FAS lalu mendorong kepala kerabatnya. Merasa tak terima dengan perlakuan itu, kerabatnya melemparkan HP ke arah FAS. Lemparan tersebut mengenai dada FAS.
"Pengakuan orang tua korban bahwa korban dilempar HP mengenai dadanya, karena korban pingsan kemudian dilarikan ke klinik," ungkap kepala sekolah FAS, Gufron, Senin (27/3/2023).
Lantaran kondisinya makin mengkhawatirkan, FAS lalu dirujuk ke RSUD. Malang, nyawanya tak tertolong sebelum sampai rumah sakit.
"Namun ketika akan dirujuk ke RSUD, korban meninggal dalam perjalanan," imbuh Gufron.
Gufron sendiri mengaku tak mengetahui secara langsung peristiwa yang merenggut nyawa FAS tersebut. Dia menceritakan ulang kejadian itu setelah melayat ke rumah duka dan mendengar pengakuan orang tua FAS.
"Setelah saya mendengar kabar ada siswa saya yang meninggal, kemudian saya mendatangi rumahnya," katanya.
Terkait penyebab pasti meninggalnya FAS, polisi juga belum bisa memberikan kesimpulan. Saat ini kasus itu masih didalami.
"Memang benar ada peristiwa itu, namun penyebab kematian korban terkena lemparan HP masih dalam penyelidikan," jelas Kapolresta Sidoarjo Kombes Kusumo Wahyu Bintoro.
Kusumo melanjutkan, orang tua korban sudah merelakan kepergian FAS untuk selama-lamanya. Kendati demikian, Korps Bhayangkara masih mengumpulkan sejumlah bukti.
"Meski begitu anggota masih melakukan penyelidikan dan perlu mengumpulkan bukti-bukti apa penyebab kematian korban," tandas Kusumo.
(hil/dte)