Sabtu (11/3), Polsek Balongpanggang, Gresik 'dikepung' ribuan pesilat PSHT berpakaian hitam-hitam. Mereka menggeruduk polsek untuk menuntut Kapolsek Balongpanggang AKP M Zainudin mundur atau dicopot. Ini dilakukan karena massa tersinggung ucapan polisi.
Aksi ini juga diwarnai kericuhan. Massa sempat membuat onar hingga memukul sejumlah orang yang menjadi sasaran. Bahkan, satpam RS Walisongo Gresik juga menjadi korban pemukulan.
Berikut sederet fakta dari kejadian ini:
1. Sempat Ada Ajakan 'Hitamkan' Polsek Balongpanggang
Sebelum melakukan demo, tersebar sebuah video yang mengajak para pesilat cabang Madiun dan Gresik untuk melakukan aksi damai demo di Polsek Balongpanggang. Mereka ingin Kapolsek Balongpanggang mundur dan meminta maaf kepada perguruan silat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hitamkan Polsek Balongpanggang, tetap tertib, no anarkis, tetap hargai pengguna jalan lain," tulis pembuat video.
Akhirnya, ribuan pesilat pun menggeruduk Polsek Balongpanggang Sabtu (11/3) malam. Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wildan menyebut, ribuan warga PSHT ini dari beberapa daerah di Jatim.
"Mereka dari perguruan silat PSHT, itu mendemo Kapolsek Balongpanggang. Mereka datang dari berbagai kota, ada Lamongan, Bojonegoro, Mojokerto, Surabaya, Gresik. Kalau pasti jumlah pasti nggak tahu, ribuan lah yang pasti, karena dari polsek sampai pasar itu penuh anggota PSHT," sebut Aldhino kepada detikJatim, Minggu (12/3/2023).
2. Sempat Bikin Ricuh
Massa pesilat juga bikin onar. Beberapa warga yang berpapasan di jalan terluka usai jadi sasaran serangan para pesilat.
Sejumlah pesilat terlibat kericuhan di RS Walisongo Jalan Balongpanggang-Mojokerto, Gresik. Di sana, mereka sempat memukul satpam RS yang menyapa mereka.
Selain itu, kericuhan juga terjadi di Jalan Pacuh yang tak jauh dari Polsek Balongpanggang. Bahkan, beberapa pengendara yang tak tahu duduk permasalahannya menjadi sasaran kemarahan pesilat.
detikJatim menerima video korban pemukulan yang dilakukan pesilat. Dalam video tersebut tampak dua pria mengalami luka di kepala akibat pemukulan para pesilat. Video tersebut juga menyebar di grup WhatsApp.
"Dua orang jadi korban keganasan pesilat," tulisnya dalam grup WhatsApp.
Kedua korban itu dipukul karena dianggap menghalang-halangi konvoi para pesilat yang hendak demo ke Polsek Balongpanggang.
3. Dipicu Salah Paham
Menurut Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wildan, sebenarnya ada salah paham antara anggota PSHT dengan Kapolsek Balongpanggang. Duduk perkara di Polsek Balongpanggang itu berawal dari demo PSHT sebelumnya yang berlangsung di Polres Mojokerto Kota, Kamis (9/3).
Saat itu Polres Gresik dan jajaran mendapatkan perintah dari Polda Jatim untuk ikut mengamankan jalannya demo di Mojokerto.
"Jadi semua perbatasan dijaga, termasuk wilayah Balongpanggang. Saat itu Polsek Balongpanggang melakukan penyekatan, karena Balongpanggang ini kan perbatasan Gresik dan Mojokerto," jelas Aldhino.
Saat penyekatan tersebut, lanjut Aldhino, Kapolsek Balongpanggang bersama anggota menghentikan perguruan silat PSHT Cabang Gresik yang melintas di perbatasan Gresik-Mojokerto. Namun, ada ucapan Kapolsek Balongpanggang kepada pengurus perguruan yang membuat anggota PSHT tersinggung.
"Saat penyekatan itu, ada ucapan kapolsek yang membuat mereka tersinggung. Kemudian itu didengar anggota PSHT lainnya. Karena kata-kata kapolsek yang dinilai merendahkan, membuat anggota PSHT tersinggung dan akhirnya membuat poster ajakan untuk hitamkan Polsek Balongpanggang," lanjutnya.
Pengakuan Kapolsek Balongpanggang soal kata-katanya yang menyinggung pesilat. Baca di halaman selanjutnya!
4. Ini Kata-kata Kapolsek yang Menyinggung Pesilat
Apa kata-kata kapolsek yang menyinggung para pesilat itu?
"Ucapan yang membuat tersinggung itu, 'mas kalau sampean (kamu) nggak bisa bubarin warga (PSHT), sampean nggak usah jadi pengurus PSHT', kurang lebih begitu," ungkap Aldhino menjelaskan ucapan Kapolsek Balongpanggang saat menyekat anggota PSHT yang mau demo ke Mojokerto.
Ucapan kapolsek yang dinilai merendahkan itu membuat anggota PSHT tersinggung. Sehingga, anggota yang tak terima perkataan Kapolsek Balongpanggang akhirnya membuat poster ajakan demo.
5. Pengakuan Kapolsek Balongpanggang
Sementara itu, Kapolsek Balonggpanggang AKP M Zainudin membenarkan telah menghentikan perguruan PSHT cabang Gresik saat hendak berangkat ke Polres Mojokerto Kota. Hal itu sesuai arahan dari pimpinan Polres Gresik agar meminimalisir anggota PSHT cabang Gresik untuk berangkat ke Mojokerto.
"Iya, memang ada surat edaran untuk tidak berangkat ke Mojokerto. Pada saat kami melakukan penyekatan ternyata sejumlah perguruan cabang Gresik ini berangkat, makanya kami hentikan," kata Zainudin.
Zainudin mengaku tidak mengetahui pasti ucapannya yang telah membuat anggota PSHT tersinggung. Namun, masalah ini telah selesai dan ia juga sudah meminta maaf kepada pengurus PSHT Cabang Gresik.
"Saya juga kurang paham ucapan mana yang membuat tersinggung. Tapi semalam sudah dimediasi sama Kapolres, Dandim, pengurus PSHT dan saya juga sudah minta maaf. Intinya salah paham dan kemarin kondusif," jelas Zainudin.
6. Polisi Tak akan Usut
Meski sempat membuat onar hingga melukai satpam RS Walisongo Gresik, polisi tidak akan mengusut tindakan oknum PSHT tersebut. Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wildan mengaku telah mendatangi lokasi kerusuhan, namun tidak ada kerusakan rumah atau kendaraan yang diderita warga.
Sayangnya, kata Aldhino, tidak ada warga yang mau membuat laporan polisi. Alhasil, polisi pun tak mengusut kasus pengeroyokan itu lebih lanjut.
"Kami sudah datangi titik-titik tersebut. Tapi kemarin (Sabtu) pas didatangi anak-anak Resmob, mereka (warga) nggak ada yang mau laporan. Nggak ada kerusakan juga," katanya.
Selain itu, lanjut Aldhino, para pengurus ranting PSHT juga sudah turun langsung ke lapangan. Mereka mendatangi dan meminta maaf langsung kepada korban pemukulan yang dilakukan oleh oknum PSHT. Salah satu korbannya adalah satpam RS Walisongo.
"Pengurus ranting PSHT juga sudah minta maaf. Jadi mereka nggak mau membuat laporan, selebihnya itu suasana konfusif," imbuh Aldhino.
7. Polisi Sebut Sudah Kondusif
Polisi pun memastikan kondisi Gresik saat ini sudah kondusif setelah ribuan pesilat PSHT menggeruduk Polsek Balongpanggang. Ini setelah polisi dan PSHT melakukan mediasi untuk menyelesaikan salah paham.
Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menegaskan, insiden tersebut dipicu kesalahpahaman. Saat ini persoalan sudah terselesaikan dan situasi kembali kondusif.
"Itu salah paham saja, untuk saat ini sudah selesai dan kondusif," tegas Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom, Minggu (12/3/2023).
Untuk meredam amarah ribuan anggota perguruan PSHT, lanjut Adhitya, pihaknya melakukan mediasi di Polsek Balongpanggang. Ia duduk bersama pengurus PSHT Cabang Gresik. Bahkan memberikan imbauan humanis kepada massa aksi yang didominasi kalangan pemuda.
"Terkait kejadian tadi malam sudah didiskusikan antara Kapolsek Balongpanggang dan Ketua PSHT, intinya kesalahpahaman dan sudah terselesaikan. Sekarang kondisi sudah kondusif. Harapannya tidak terprovokasi dan ke depan anggota perguruan silat agar mengikuti imbauan pengurus cabang masing-masing," imbuhnya.