Kapolres Sebut Tawuran Antarpesilat di Ngawi gegara Fanatisme Berlebihan

Kapolres Sebut Tawuran Antarpesilat di Ngawi gegara Fanatisme Berlebihan

Denza Perdana - detikJatim
Senin, 06 Mar 2023 13:43 WIB
Tawuran antarkelompok pesilat Ngawi
Tangkapan layar video tawuran pesilat di Ngawi. (Foto: Istimewa)
Ngawi -

Tawuran pesilat di Ngawi terjadi karena kelompok yang satu sengaja menyanggong kelompok lain yang ternyata berjumlah lebih banyak. Tawuran pecah diduga karena masing-masing kelompok sama-sama fanatisme berlebihan terhadap perguruan silat masing-masing.

Seperti diketahui, tawuran itu terjadi pada Minggu (5/3) pagi sekitar 04.30 WIB di Alas Sanggrahan Jalan Cepu Tengah Hutan Banyu Urip sebelum pertigaan Karang Asri.

Tawuran yang terjadi di wilayah Dusun Ngandong, Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan/Kabupaten Ngawi itu melibatkan 2 perguruan silat. Yakni PSHT dan IKSPI Kera Sakti. Tawuran terjadi setelah acara pengesahan anggota baru IKSPI Kera Sakti yang berlangsung di Caruban, Madiun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi telah menghimpun keterangan dari korban dan saksi lainnya. Terhadap polisi, korban yang merupakan anggota PSHT mengaku memang berniat menyanggong para pesilat IKSPI Kera Sakti.

"Dari olah TKP dan keterangan korban, awalnya kelompok korban menyanggong (Pesilat IKSPI) dengan cara hunting atau berkeliling, sekitar pukul 04.30 WIB," ujar Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra, Senin (6/3/2023).

ADVERTISEMENT

Para pesilat anggota PSHT itu menunggu melintasnya para pesilat IKSPI Kera Sakti yang baru saja menghadiri pengesahan anggota baru di Madiun pada Sabtu (4/3/2023).

"Kelompok korban ini (PSHT) menunggu di jalur bubarnya IKSPI dari Madiun. Tapi rombongan IKSPI yang melintas ternyata terlampau banyak," ujar Dwiasi.

Dwiasi mengatakan akar permasalahan yang melatarbelakangi tawuran ini karena masing-masing kelompok pesilat sama-sama fanatik berlebihan dengan perguruan silat masing-masing.

"Penyebab dari tawuran ini karena fanatisme yang berlebihan terhadap kelompok perguruan silat masing-masing. Kami sudah melakukan upaya preventif dengan penjagaan, pengawalan, dan pengaturan lalu lintas serta memberikan imbauan dan pemahaman untuk menjaga keamanan," katanya.

Tidak hanya itu, Dwiasi menegaskan polisi telah melakukan upaya represif dengan pembubaran massa yang terlibat tawuran. Selain itu, hingga saat ini polisi sedang memproses pihak yang dianggap sebagai provokator serta menindak tegas para pelaku pengeroyokan.

"Sampai saat ini polisi masih menyelidiki kelompok yang diduga melakukan penganiayaan dan perusakan motor tersebut," ujar Dwiasi.

Tawuran pun pecah. Dwiasi mengatakan para pesilat PSHT yang menyanggong akhirnya dikeroyok, dianiaya bersama-sama. Ada yang ditabrak, bahkan motornya dibakar.

"Para pelaku yang datang rombongan melihat ada kelompok korban yang menyanggong. Tanpa babibu, mereka langsung menyerang mengeroyok ke arah kelompok korban," katanya.

Akibat tawuran ini, 12 korban terluka dan 7 motor dirusak, dua di antaranya dibakar. Petugas gabungan yang menjaga jalur tersebut segera datang ke TKP dan membubarkan tawuran.




(dpe/fat)


Hide Ads