Wakil Bupati Dwi Riyanto Jatmiko buka suara soal tawuran antarpesilat Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di wilayahnya. Ia menduga, ada andil pesilat dari luar Ngawi dalam tawuran ini.
Sebelumnya, tawuran ini terjadi di Jalan Raya Ngawi-Cepu, Dusun Ngandong, Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, pada Minggu (5/3/2023).
"Kita menduga kejadian tersebut ada andil peserta dari pencak silat dari luar Ngawi," kata Antok sapaan akrabnya di Ngawi, Senin (6/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, pihaknya menyerahkan seluruh penyidikan ke polisi. Ia berharap, kasus ini bisa terungkap mulai pelaku hingga penyebab tawuran.
"Maka kami di Kabupaten Ngawi sepakat dulur-dulur PSHT mulai jajaran pengurus, warga, loyalis, komunitas sepakat menyerahkan penanganan kepada Polres Ngawi. Kita tunjukkan bahwa kita taat hukum," imbuhnya.
Sebelumnya, Antok mengatakan, dirinya kaget dengan insiden tawuran ini. Ia mengatakan, selama ini di hubungan komunikasi sinergitas antarperguruan silat di Ngawi berjalan baik.
Antok menambahkan, sehari sebelum tawuran, pihaknya menggelar jalan sehat yang diikuti perwakilan perguruan silat tersebut. Jalan sehat itu berlangsung guyub.
"Bahkan hari Sabtu sebelumnya, kita mengadakan kegiatan jalan sehat dan diikuti semuanya," ungkapnya.
Sementara itu, akibat tawuran ini sebanyak 12 orang terluka. Hingga Minggu malam, masih ada 2 orang yang menjalani perawatan di RS Widodo, Ngawi karena mengalami luka akibat lemparan batu.
Sedangkan 10 orang lainnya sudah dibolehkan pulang. Mereka hanya diminta untuk menjalani rawat jalan karena hanya mengalami luka ringan.
Tidak hanya itu, 7 sepeda motor di lokasi tawuran ditemukan sudah dalam keadaan rusak parah. Hancur. Bahkan 2 di antaranya ludes karena diduga sengaja dibakar.
(hil/fat)