Seorang guru kelas 4 di Madrasah Ibtidaiah (MI) berinisial AR (32) di kawasan Surabaya Utara diduga melakukan pelecehan terhadap siswinya. Alibinya memberikan pembelajaran indra perasa sayur.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB), Surabaya, Nanik Sukristina menyebutkan bahwa kondisi psikologi siswa korban dugaan pelecehan itu sudah stabil.
Siswa itu bisa bercerita dan tidak menarik diri dari lingkungan dan tetap bersekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lingkungan sekolah kondusif, pembelajaran seperti biasa, tidak ada diskriminasi bagi korban. Serta, kepala sekolah dan guru-guru dan wali murid juga menyupport," kata Nanik, Kamis (23/2/2023)..
Nanik mengatakan bahwa seluruh korban telah mendapatkan pendampingan psikologis dari psikolog pemkot. Tepatnya usai adanya laporan ke Polrestabes.
"Pendampingan bagi korban dan orang tua pada proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Polrestabes Surabaya. Pendampingan korban untuk dilakukan visum et repertum psikiatrikum di RS Bhayangkara," jelasnya.
Ia juga memastikan, pemkot akan terus memantau dan memberikan pendampingan kepada korban. "Tetap dilakukan pendampingan dan pemantauan oleh Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan, Puskesmas dan DP3AP2KB," ujarnya.
Selain pendampingan kepada korban, puskesmas Surabaya juga melakukan penyuluhan dan edukasi. Khususnya terkait pendidikan seks kepada seluruh siswa yang bersekolah di MI tersebut.
"Kegiatan penyuluhan itu dilakukan pada tanggal 22 Februari 2023 oleh Puskesmas Gading Surabaya," pungkasnya.
(dpe/fat)