Pengakuan Sahabat Pria Potong Kelamin yang Pernah Akrab karena Burung

Pengakuan Sahabat Pria Potong Kelamin yang Pernah Akrab karena Burung

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 10 Feb 2023 16:03 WIB
Ilustrasi Depresi.
Ilustrasi. (Foto: Gadiel Lazcano/Unsplash)
Banyuwangi -

Pria Banyuwangi yang memotong kelaminnya sendiri dulu pernah hobi memelihara burung. Menurut teman akrab yang kini menjadi kepala dusun (kasun) setempat, pria itu suka memelihara burung lalu menjualnya.

"Saya sama Pak S itu akrab waktu saya masih seneng (pelihara) burung. Dulu tapi, dulu, beberapa tahun yang lalu," ujar Kasun Eko Sutiono ketika dihubungi detikJatim, Jumat (10/2/2023).

Menurut Eko, pria bernama S (58) Warga Desa Gendoh, Sempu, Banyuwangi itu dulu dia kenal sebagai orang yang supel. Senang bergaul bahkan dengan anak-anak muda di kampungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Guyon biasa karo arek-arek nom-nom iku. Guyon biasa. Seneng manuk, seneng pitik, seneng sembarang kalir orangnya dulu. Ya wis ngrumat burung terus dijual lagi gitu lho (Bercanda bisa sama pemuda-pemuda itu. Suka burung, suka semuanya orangnya sejak dulu. Ya merawat burung terus dijual lagi)," katanya.

Saking akrabnya Eko dengan S, pernah saat itu dia seringkali nongkrong di rumah S yang berada di pinggir kali. Mereka bahkan kerap keluar bersama untuk mencari sesuatu.

ADVERTISEMENT

"Saya itu ndak pulang-pulang dari rumahnya dulu itu. Kan enak di pinggir kali, kadang rono rene nggolek apa ae karo Pak S. Metu aku iku keluar sama beliau itu (Kadang kesana kesini mencari apa saja dengan Pak S. Keluar kemana-mana sama beliau). Akrab aku kalau sama Pak S," tambahnya.

Hingga sekitar setengah tahun lalu, S mulai berubah. Ia menjadi sering mengeluh bingung tanpa sebab. Tidak jarang sering mengeluh sakit tapi ketika periksa kesehatan semua normal.

"Ya sekitar setengah tahun lalu. Mulai itu dia sering ngeluh bingung. Sama juga pas Pak Kades datang ke rumahnya kemarin, sambate yo bingung. Bingung laopo? 'Mbuh bingung kaget-kaget tok' (Nggak tahu bingung kaget-kaget)," ujar Eko.

Memang, S tidak pernah sampai sakit keras hingga harus dirawat di rumah sakit. Tapi ketika mengeluh sakit selalu diperiksakan ke dokter praktik yang ada di kampung itu.

"Normal saat ke dokter. 'Wong normal kabeh ngono lho' terus dia bilang 'iya normal tapi aku sing bisa turu', nggak bisa tidur bahasa osingnya (Orang normal semua gitu lho. 'Iya normal tapi aku nggak bisa tidur). Ya seperti itu setengah tahun terakhir ini," katanya.

Hingga akhirnya peristiwa pada Minggu (5/2/2023) malam pukul 18.30 WIB itu terjadi. S yang kabur lagi dari rumahnya pulang dengan celana penuh darah dan alat kelamin telah terpotong.

"Jadi waktu itu sudah dijaga tetap ucul (Kabur), keluar dari rumah. Beberapa hari itu memang dia ditungguin keluarganya karena sebelumnya sudah sempat hilang terus tahu-tahu diantar keluarga," kata Eko.




(dpe/fat)


Hide Ads