Muin Zachry, pemilik rekening BCA yang dibobol tukang becak hingga Rp 320 juta akan tetap berjuang agar uangnya bisa kembali. Namun, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja sebelumnya menyatakan bahwa kasus ini adalah kesalahan nasabah.
"Ini kasus pencurian data nasabah, karena nasabah lalai. Kejadian begini 1 banding 10 juta dan pelaku sudah ditangkap," kata Jahja melalui keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Tapi tidak demikian yang dipahami oleh Muin sebagai korban. Dirinya masih mempertanyakan bagaimana bisa uang miliknya diberikan kepada orang lain meski orang itu memegang buku tabungan, ATM, juga KTP yang telah dicuri darinya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui penasihat hukum sekaligus putrinya, Dewi Mahdalia, Muin mengaku syok usai mendengar jawaban BCA itu. Dewi mengatakan, mengapa bisa segampang itu bank memberikan uang ke orang lain dan menyebutnya sudah sesuai SOP.
"Kenapa pihak bank kok segampang itu memberikan uang? Seharusnya kan bisa cek sidik jari, wajah, dan nomor telepon. Saya sudah menghadap ke manajernya, kenapa bilang sesuai SOP-SOP terus?" ucap Dewi kepada detikJatim, Selasa (24/1/2023).
Dewi justru mempertanyakan keamanan dan SOP yang disebut masih ada celah. Di antaranya SOP itu tidak melakukan kroscek secara detail kepada nasabah yang sedang berhadapan dengan teller.
"Kalau memang kesalahan nasabah, kenapa uang yang bukan pemiliknya dikasihkan? Kenapa nggak cek sidik jari? Kenapa kok nggak pakai retina mata? Atau kenapa nggak cek wajah?" tambahnya.
Lalu, ia mengaku terkejut ketika teller Maharani Istono Putri bersikukuh menyebutkan bahwa Muin yang telah mengambil uang. Bahkan, tidak percaya bila uang yang ia berikan dari tabungan itu diberikan kepada Muin palsu.
"Malah mereka sempat tidak percaya kalau kebobolan (lalai) dan tetap ngeyel bapak saya sudah ambil. Dikira bapak saya yang ambil," ujarnya.
Ia menganggap, pihak bank tidak teliti dan tak cermat. Sistem keamanan dan validitas bank tersebut menurutnya dengan mudah dibobol.
"Bayangkan, bisa dibobol sekelas tukang becak. Padahal orang bank kan sarjana-sarjana, ini bukan mengada-ada, tapi memang terjadi," katanya.
(dpe/dte)