Seorang pria bernama Dwi mengaku kehilangan adiknya yang bernama Ana. Ana diduga menjadi korban penculikan, perampokan, hingga pemerasan.
Dwi mengatakan modus yang digunakan pelaku adalah mengabarkan bahwa suami Ana mengalami kecelakaan. Ana menerima telepon dari pelaku pada Jumat (13/1) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Dalam percakapan itu, penelepon yang tak diketahui identitasnya itu mengungkapkan bila suami Ana terlibat dalam kecelakaan. Lalu, ia diminta menjemput suaminya ke kawasan Bungurasih, Waru, Sidoarjo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kejadiannya kemarin Jumat (13/1)," kata Dwi kepada detikJatim saat dikonfirmasi, Senin (16/1/2023).
Sayangnya, Dwi memutus percakapan yang terlanjur ia sampaikan sebelumnya. Namun, dari data yang dihimpun, Ana kemudian menghubungi suaminya yang bekerja di sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya barat. Namun panggilan Ana tak diangkat suaminya. Dari situlah kepanikan Ana semakin menjadi.
Seketika, Ana pamit ke ibunya. Lalu, langsung berangkat ke Bungurasih menggunakan ojek online. Tak lama berselang, keluarga menyadari bila Ana menjadi korban dugaan penipuan dan penculikan.
Sebab, malam usai keberangkatan Ana, suami Ana pulang kerja dalam keadaan sehat dan tak mengalami kecelakaan seperti yang disampaikan orang yang menghubungi Ana tersebut.
Namun Ana terlanjur berangkat. Setiba di Bungurasih, pelaku langsung memasukkan Ana ke dalam sebuah Elf warna hitam yang tak diketahui pelat nomor kendaraannya.
Berdasarkan keterangan Ana, para pelaku berjumlah 4 orang. Seluruhnya adalah lelaki. Hal itu pun diamini Dwi saat dikonfirmasi. "Iya," lanjutnya.
Ketika dimasukkan ke dalam Elf itu, ada 3 perempuan lain yang diduga juga menjadi korban. Ia dan 3 terduga korban juga tak diperbolehkan keluar.
Setelah itu, elf tersebut memacu gas. Dalam perjalanan, pelaku meminta sejumlah barang berharga para korban. Di antarnya smartphone dan perhiasan. Selain itu, pelaku juga memaksa para korbannya untuk mentransfer uang yang ada di rekening via m-banking. Tak hanya itu, para korban juga diminta menambahkan uang melalui transfer pada keluarga masing-masing.
Kemudian, pelaku memfoto wajah dan KTP korban. Untuk Ana saja, ia agar keluarganya mentransfer uang Rp 1,8 juta. Apabila tak mengirimkan, terduga pelaku mengancam bakal mengirim para korban ke luar negeri.
Bagi korban yang mengirim sejumlah uang yang diminta, langsung dibebaskan para pelaku. Saat disekap di mobil, Ana bernasib beruntung. Sebab, dapat mengabarkan lokasi atau keberadaannya melalui share location pada ponsel lain yang ia miliki, yakni di Osowilangon, Lamongan, dan Tuban.
Kejadian itu pun sempat dilaporkan Dwi ke Polsek Asemrowo dan Polres Perak. Sembari polisi bergerak, Dwi dan suami Ana memutuskan untuk mengejar sendiri mengendarai motor dan mobil.
Saat mengikuti fitur bagi lokasi dari Ana, posisinya terus bergerak. Namun, ia semakin mendekat, sekitar 20 kilometer.
Namun, pada Sabtu (14/1) malam sekitar pukul 19.00 WIB, Dwi dan suami Ana terkejut. Sebab, mereka hilang kontak dengan Ana.
Ana ternyata berhasil melarikan diri. Ia bisa kabur dari mobil yang membawanya saat berada di sebuah SPBU. Lalu, Ana naik bus yang membawanya ke kawasan Kampung Rambutan, Jakarta. Dari situ lah, kemudian Ana menghubungi suaminya. Tak lama berselang, Ana selamat lantaran dijemput rekan Ana yang berada di Bogor.
(pfr/iwd)