Pelaporan tentang KDRT yang dialami Venna Melinda ke Polda Jatim menguak prahara rumah tangga yang baru saja dia arungi bersama Ferry Irawan. Komnas Perempuan menyebutkan bahwa upaya mengungkap masalah KDRT ke publik bagi Venna yang notabene seorang selebritas adalah beban berat.
Komisioner Komnas Perempuan Theresia Iswarini menyatakan lembaganya selama ini mengamati variasi masalah rumah tangga yang dialami selebritas di tanah air. Mulai dari perceraian, perebutan anak, atau mereka yang mau bercerai tapi memiliki masalah dana atau keuangan.
"Masalah-masalah itu yang kami amati muncul di berita-berita. Nah tetapi selebritis ini, karena mereka adalah publik figur, mereka tidak terlalu berani speak up tentang masalah KDRT yang mereka alami sampai dengan limit yang mereka punya," ujar perempuan yang akrab disapa Rini kepada detikJatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beban beratnya, kata Rini, para publik figur termasuk Venna Melinda menyadari bahwa di hadapan publik mereka diharapkan menjadi prototipe tentang kehidupan rumah tangga.
"Mereka diharapkan punya keluarga yang baik, harmonis sebagai prototipe bagi masyarakat Indonesia. Ini beratnya bagi mereka yang merupakan publik figur seperti Mbak Venna Melinda untuk speak up soal masalah KDRT," kata Rini ketika dihubungi via telepon, Selasa (10/1/2023).
Namun, kata Rini, beban berat itu sebenarnya juga dialami oleh perempuan Indonesia pada umumnya yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga mereka. Terutama para perempuan yang menjadi ibu rumah tangga dan tidak bekerja.
"Itu lebih berat lagi. Jadi mereka terus menerus mendapatkan kekerasan tapi mereka tetap diam tidak berani speak up karena tidak mampu untuk mencari pekerjaan, misalnya, atau mencari nafkah sendiri. Jadi mereka khawatir kalau dicerai mereka akan miskin, misalnya," ujarnya.
Di luar itu, Komnas Perempuan mencatat bahwa pengaduan langsung maupun tidak langsung KDRT maupun kekerasan seksual adalah 2 tipe kekerasan terhadap perempuan yang paling banyak di Indonesia.
"KDRT maupun kekerasan seksual merupakan 2 tipe kekerasan terhadap perempuan yang paling banyak dihimpun oleh Komnas Perempuan. Nomor 1 masih KDRT," kata Rini.
(dpe/fat)