Perampokan yang menyasar rumah dinas (Rumdin) Wali Kota Blitar Santoso ternyata diketahui jemaah salat subuh Masjid Syuhada Haji. Lokasi masjid tersebut berada sekitar 50 meter dari rumdin. Para jemaah mengaku mendengar teriakan mencekam dari dalam rumdin selepas salat subuh.
Takmir Masjid Syuhada Haji, Mbah Har menceritakan, usai salat subuh berjemaah, beberapa warga sekitar tidak langsung pulang ke rumahnya masing-masing. Saat itulah mereka mendengar teriakan minta tolong yang arahnya bersumber dari rumah dinas wali kota.
"Bibar salat subuh niku mireng tiyang bengok tulung....tulung. Tapi kulo mboten mriku, namung lare-lare sing taksih teng mriki (Setelah salat Subuh itu dengar orang teriak tolong....tolong. Tapi saya nggak ke sana, cuma orang-orang yang masuk di sini)," kata Mbah Har kepada detikJatim, Senin (12/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mbah Har, beberapa jamaah langsung berlari ke arah sumber suara. Tepatnya di sebelah timur masjid, menuju pintu sisi barat Gedung Kusumo Wicitro. Di antara jemaah itu adalah Trimo (64).
"Dengar teriakan, ya minta tolong. 'Tolong pak, tolong' gitu. Cukup keras teriakannya," kata Trimo, warga Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Trimo mendengar teriakan seseorang usai salat subuh berjemaah. Saat itu, kata Trimo, takut dan tidak langsung ke lokasi.
"Saya kira orang gila yang lagi teriak-teriak. Tidak langsung ke sana, karena takut itu rumah wali kota," terangnya.
![]() |
Trimo sempat mengikuti seorang polisi yang mengecek rumah dinas wali kota Blitar. Dia melihat seorang petugas jaga dalam kondisi tangan dan kaki diikat. Kemudian matanya ditutup dengan lakban.
"Ada polisi yang salat jemaah, terus mencari suara teriakan itu. Saya ikut masuk juga, lihat ada yang diborgol (diikat) tangan dan kakinya, matanya ditutup," jelasnya.
Seorang petugas jaga itu berada di luar atau sekitar 100 meter dari pos jaga. Kemudian ada dua orang petugas jaga berada di dalam pos jaga. Keduanya juga ditemukan dalam kondisi terikat di lantai pos jaga dan di atas kursi. Kedua petugas itu juga ditutup mulut dan matanya menggunakan lakban hitam.
"Cuma lihat petugas jaga saja. Tidak masuk ke dalam (rumdin) karena takut. Ya, hanya ngintip sedikit," terangnya.
Trimo meninggalkan lokasi setelah beberapa polisi datang ke lokasi. Sementara kejadian itu terjadi sebelum salat Subuh. Namun, polisi baru cek lokasi setelah salat Subuh.
Seperti diberitakan sebelumnya, kawanan perampok menyatroni rumdin wali kota Blitar. Mereka menyekap 5 orang, antara lain wali kota, istri wali kota, dan 3 petugas Satpol PP penjaga pos.
Menurut polisi, perampok berjumlah 4-5 orang. Mereka naik mobil pelat merah. Setelah menyekap petugas jaga, mereka masuk ke rumdin lewat pintu samping dan merusak CCTV.
Simak video 'Kondisi Rumah Dinas Wali Kota Blitar Usai Disatroni Perampok':