AP, anak 6 tahun di Bulak Banteng telah tewas disiksa ibu kandungnya sendiri, Wulan (32) dan teman ibunya, Lipah (19) tahun. Penyiksaan itu dilakukan selama dua tahun.
"Sejak usia 4 tahun, korban (AP) sudah dianiaya ibunya sendiri (Wulan)," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKP Arief Ryzki Wicaksana saat konferensi pers, Kamis (24/11/2022).
Selama 2 tahun itu pula, sambung Arief, AP dianiaya dengan beragam tindakan. Mulai dari pemukulan, melempar dengan benda, dan lain sebagainya. Terlebih, ketika AP enggan melaksanakan perintah dan lelet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya, saat disuruh melakukan suatu hal dan korban lambat, dianiaya oleh keduanya," ujarnya.
Tak hanya itu, ketika AP menangis, kedua tersangka juga malah menganiaya korban lebih intens. Bahkan, memukuli korban terus menerus hingga terdiam.
"Apabila disuruh dan menangis, juga dipukuli lagi oleh kedua tersangka," tuturnya.
Arief mengaku, kedua tersangka memukul hampir seluruh bagian tubuh AP. Mulai dari tangan, kaki, hingga kepala bagian belakang.
"Mukulnya pakai gitar, gagang sapu, sampai sandal," kata Arief.
AP sendiri tewas pada Senin (21/11). AP sempat dilarikan dan dirawat ke RSUD dr Soewandhie sebelum tewas. Dokter yang menangani menghubungi polisi karena menemukan kejanggalan dalam kematian AP.
Rupanya sebelum masuk rumah sakit, kepala AP sempat dipukul oleh Lipah dengan gitar kecil di bagian wajah. Setelah itu ibunya menambah siksaan dengan memukul kepala bagian belakang AP dengan gagang sapu hingga berdarah. Pada akhirnya AP tumbang dan dibawa ke rumah sakit.
(pfr/iwd)