NH dan TB, pasutri di Talun, Blitar dilaporkan melakukan dugaan penganiayaan seorang balita di Blitar berinisial RA. Kdua terlapor selama ini dikenal sebagai keluarga tertutup.
Hal ini disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Pasirharjo Kecamatan Talun, Samsul. Mereka juga jarang berbaur dengan tetangga apabila ada acara dengan warga sekitar.
"Jarang kumpul sama warga sekitar, tertutup. Sebenarnya biasa saja, pekerjaannya juga petani," ujar Sambul kepada detikJatim, Jumat (2/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Samsul, kedua terlapor diketahui merupakan warga pendatang. Ia juga menyebut bahwa terlapor memang selama ini tak dikaruniai anak.
"Sejak pindah ke sini mungkin 10 tahun terakhir, memang belum punya anak," kata Samsul.
Kasat Reskrim Polres Blitar, AKP Tika Pusvita Sari menjelaskan korban merupakan anak dari dari CDC (39) yang berstatus single parent. Ibu korban ini kemudian ditawari dari NH dan TB untuk mengadopsi RA selama bekerja di luar negeri.
"RA ini diminta NH dan TB untuk diadopsi, karena tidak punya anak. Ibunya pun setuju, karena akan berangkat ke luar negeri jadi TKI. Jadi balita ini berada di tempat NH selama sebulan terakhir," tandas Tika.
Tika menambahkan saat ini pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terkait laporan adanya penganiayaan balita tersebut.
"Belum ada penahanan, tapi kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. Termasuk nanti meminta keterangan dari pihak-pihak terkait," terangnya Tika.
Sebelumnya, balita di Blitar menjadi korban penganiayaan yang mengakibatkan luka memar di sekujur tubuhnya. Balita itu diduga menjadi korban penganiayaan oleh tetangganya sendiri.
Balita malang tersebut berinisial RA (3). Balita asal Kecamatan Talun Kabupaten Blitar itu terluka di bagian tangan dan di sekujur tubuhnya. Akibatnya, korban harus dilarikan RSUD Ngudi Waluyo Blitar karena luka-lukanya.
(abq/fat)