Narasi Bharada E Jago Nembak Mulai Diragukan!

Kabar Nasional

Narasi Bharada E Jago Nembak Mulai Diragukan!

Tim detikNews - detikJatim
Jumat, 05 Agu 2022 10:10 WIB
Bharada Eliezer (Bharada E) ditetapkan sebagai tersangka kasus penembakan Brigadir J. Peristiwa itu terjadi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).
Bharada E (kanan, baju hitam), Foto: Rifkianto Nugroho
Surabaya -

Bharada E disebut-sebut jago menembak hingga membuat Brigadir J tewas dalam insiden baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Kini, narasi yang menyebutkan Bharada E jago menembak mulai terkikis.

Pernyataan yang menyebut Bharada E jago menembak ini awalnya diungkapkan oleh Kombes Budhi Herdi Susianto yang saat itu menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan. Pada saat itu, Budhi menjelaskan tentang profil Bharada E.

Dia menyebutkan bahwa Bharada E merupakan penembak nomor 1 di Resimen Pelopor Korps Brimob. Hal ini yang membuat Bharada E piawai memegang senpi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Resimen Pelopornya, dia sebagai tim penembak nomor 1 kelas 1 di Resimen Pelopor ini yang kami dapatkan," ujar Kombes Budhi saat jumpa pers, di Polres Jaksel, dilansir dari detikNews, Selasa (12/7).

Budhi mengatakan Bharada E juga merupakan pelatih di Resimen Pelopor tersebut.

ADVERTISEMENT

"Jadi kebetulan, sebagai gambaran informasi, kami juga melakukan interogasi terhadap komandan Bharada RE, bahwa Bharada RE ini sebagai pelatih vertical rescue," katanya.

Namun terbaru, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) justru mengungkapkan Brigadir J lebih jago dalam menembak dibandingkan Bharada E.

LPSK Sebut Brigadir Yoshua Lebih Jago Tembak

LPSK diketahui mengungkapkan sejumlah hasil penelusuran timnya terhadap Bharada Richard Eliezer atau Bharada E. Menurut LPSK, Bharada E tidak lebih jago menembak dibandingkan dengan Brigadir J.

"Informasi itu kami peroleh (Bharada E tak jago tembak). Artinya kalau dibandingkan dengan Yoshua, Yoshua lebih jago tembak," ujar Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi saat dihubungi detikNews, Kamis (4/8/2022).

Edwin menyampaikan hal ini diperoleh LPSK dari hasil penelusuran dan investigasi terhadap sejumlah narasumber yang kompeten. Investigasi ini dilakukan dalam rangka untuk mengumpulkan bahan nantinya apakah Bharada E ini bisa mendapatkan perlindungan dari LPSK.

"Kan kami dalam proses penelaahan dan investigasi, dalam proses investigasi ini kami himpun informasi dari mana pun. Tentu informasi yang kami himpun (adalah) informasi yang bisa kami percaya sumbernya, kompeten menyampaikannya," jelasnya.

Meski begitu, Edwin mengatakan bukan masalah jago nembak yang menjadi persoalan. Yang pasti, Bharada E telah memiliki kompetensi dalam memegang senjata api.

"Soal megang pistol kan bukan soal jago nembak, tetapi memenuhi (di antaranya) tes psikologi," tuturnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya

Pihak Brigadir J Tak Percaya Bharada E Jago Tembak

Menanggapi temuan LPSK, kuasa hukum Brigadir J menyebut telah menduga hal tersebut sejak awal. Pihak Brigadir J mengaku meragukan pernyataan yang menyebut Bharada E jago menembak.

"Dari awal, kami sudah meragukan pemberitaan yang mengatakan bahwa Bharada E adalah seorang sniper atau jago tembak. Karena narasi tersebut terkesan hanya seperti sengaja dibangun untuk menjadi alasan pembenar atas peristiwa tembak-menembak yang terjadi di rumah dinas Bapak Irjen Sambo versi pelapor dan versi keterangan Bharada E yang kami sangat ragukan kesahihannya," kata kuasa hukum keluarga Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak, saat dihubungi, Kamis (4/8/2022).

Menurut Martin, kemampuan menembak merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan sebelum dijadikan ajudan. Berbeda dengan Bharada E, yang secara sprin merupakan seorang sopir.

"Fakta mengenai skill menembak almarhum yang terdaftar sebagai ajudan resmi untuk mengawal Bapak Irjen Pol Sambo tentunya menjadi salah satu pertimbangan yang penting pada saat recruitment," ucap Martin.

Martin menyebut, sebelum menjadi ajudan Irjen Ferdy Sambo, Brigadir J pernah ditempatkan di daerah konflik dan titik rawan mudik. Jadi, kemampuan menembaknya pun bisa disebut teruji.

"Hal ini diperkuat dengan keterangan dari ayah almarhum Yoshua Hutabarat yang menyampaikan bahwa selama berdinas dan sebelum menjadi ADC, almarhum sering ditugaskan ke daerah rawan konflik seperti Papua, dan bisa ditugaskan ketika ada hari raya lebaran untuk menjaga di titik-titik rawan untuk menjaga para pemudik," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(hse/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads