Unggahan berupa video seorang pria disebut bernama Kabul sedang menelepon pria diduga Kopda Muslimin pada 19 Juli lalu beredar di media sosial. Dalam video itu Kopda Muslimin di seberang telepon terdengar menangis menitipkan anak-anaknya kepada Kabul dan mengaku menyerah tak bisa pulang.
Akun @Infokomando.official turut mengunggah video itu pada Jumat (29/7/2022). Di dalam video itu terlihat Kabul sedang berbincang dengan pria diduga Kopda Muslimin melalui sambungan telepon. Ia terlihat sedang berupaya membujuk Muslimin untuk pulang.
Namun, seperti terdengar dalam video itu, Kopda Muslimin menangis saat menyebut nama-nama anaknya. Sementara ia mengaku sudah tidak bisa pulang dan mengaku tidak kuat istrinya yang galak dan kerap memarahinya. Muslimin bersikeras semua sudah terlambat, dan ia mengaku menyerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah telat Bul kalau aku pulang," kata Muslimin.
"Belum Pak. Anak-anak butuh Bapak, loh, Pak," kata Kabul.
"Iya aku juga tahu, Bul. (menyebut nama anak-anaknya) masih kecil Bul. Tolong dijaga ya, Bul," jawab Muslimin.
"Iya tapi pulang dulu, Pak. Kalau ndak ada bapak saya ndak kuat juga pak," ujar Kabul.
"Kamu jadi om yang baik buat mereka ya, Bul," kata Muslimin.
Kopda Muslimin tetap bersikeras tidak ingin pulang meski Kabul sudah berusaha membujuknya. Dia pun mengaku sudah menyerah.
"Aku sudah menyerah Bul, aku nyerah Bul," kata Kopda Muslimin.
"Jangan nyerah Pak, pulang dulu Pak," bujuk Kabul.
"Aku sudah tidak bisa pulang Bul. Kalau pulang aku enggak bisa. Ibu galak Bul, aku dimarahi terus" jawab Kopda Muslimin.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan membenarkan bahwa di video itu adalah Kabul yang sedang berbicara dengan Kopda Muslimin. Kabul juga disebut menjadi saksi dalam kasus penembakan istri TNI di Semarang.
"Betul," katanya dilansir dari detikJateng.
Sesuai urutan waktu secara kronologis, peristiwa percakapan pada 19 Juli itu terjadi sehari setelah RW, istri Muslimin ditembak.
RW ditembak di depan rumahnya di Jalan Cemara 3 Banyumanik pada Senin 18 Juli. Saat itu ia sedang perjalanan pulang bersama anaknya mengendarai sepeda motor.
Kopda Muslimin diketahui melakukan pelarian selama 8 hari. Pria yang diduga otak penembakan istrinya sendiri itu ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kendal, kemarin.
Hasil autopsi terhadap jenazah menyebutkan bahwa penyebab kematian Kopda Muslimin karena keracunan. Belum ada penjelasan yang lebih terang apakah ia diracun atau sengaja meminum racun itu untuk mengakhiri hidupnya.
(dpe/dte)