Giadi mengatakan, bahwa dirinya disiram air panas saat mendampingi Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat sebagai negosiator. Saat itu ia masuk bersama pasukan Satbrimob Polda Jatim ke kediaman Pimpinan Tarekat Shiddiqiyyah, Kamis (7/7) pagi.
"Jadi, saat kami masuk bersama Brimob, kemudian ketika masuk belok kanan itu di jembatan kecil ada sekelompok orang yang menumpahkan kopinya secara sengaja ke arah badan," kata Giadi saat jumpa pers di Mapolres Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Senin (11/7/2022).
Akibat siraman kopi panas tersebut, Giadi menderita luka bakar tingkat dua pada kedua punggung telapak kakinya. Kerusakan akibat luka bakar tersebut sekitar 18 persen. Namun, ia masih bisa berjalan normal.
"Akibatnya saya mengalami luka bakar tingkat dua, kerusakannya 18 persen, tapi masih bisa berjalan normal," jelasnya.
Sayangnya, sampai saat ini pihaknya belum berhasil mengidentifikasi pelaku penyiraman kopi panas kepada dirinya. Karena 5 tersangka yang ditahan belum ada yang mengakui melakukan perbuatan tersebut.
"Pada saat itu situasinya memang crowded sehingga kami masih menunggu bukti dari rekaman-rekaman untuk menunjuk salah satu tersangka. Karena mereka masih saling tunjuk," ujarnya.
Lima tersangka yang sudah ditahan Polres Jombang adalah Dedy Purnama (32), warga Desa Losari, Ploso, Jombang; Windu Hari Badi Ahmad (38), warga Desa Tambaksumur, Waru, Sidoarjo; Muhammad Nur Aziz (42), warga Desa Kepek, Wonosari, Gunungkidul; Subagyo Admojo (24), warga Desa Srirande, Deket, Lamongan; serta M Aris Kurniawan (39), warga Desa Tampingmojo, Tembelang, Jombang.
Dedy merupakan abdi dalem Ponpes Shiddiqiyyah. Ia menjadi tersangka karena menabrak Kasubdit Jatanras Polda Jatim dan anggota Satlantas Polres Jombang dalam penyergapan Mas Bechi di Jembatan Ploso, Minggu (3/7) siang. Dedy juga menyimpan senjata air gun di tas miliknya.
Sedangkan Aris menjabat Bendahara Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (Opshid). Bersama Aziz, Windu, dan Subagyo ia melakukan perlawanan terhadap polisi dalam operasi penangkapan Mas Bechi di Ponpes Shiddiqiyyah.
(dpe/dte)