Pria bernama Syaripudin S Pane mengaku pernah diminta membantu kasus yang dihadapi Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42). Saat bertemu di Ponpes Shiddiqiyyah, Jombang ia mengaku menemukan bangunan megah seperti masjid tapi bukan untuk salat.
Syaripudin mengaku awalnya dikenalkan dengan Bechi oleh seorang sutradara terkenal. Sutradara itu menyebut Bechi sebagai guru spiritualnya. Sutradara itu pun memintanya membantu masalah Mas Bechi.
Ia diminta membantu karena ia cukup dekat dengan mantan pejabat tinggi di Polda Jatim. Hingga akhirnya pada 2020 lalu ia pun datang ke Ponpes Shidiqqiyyah, Ploso, Jombang dan bertemu dengan Mas Bechi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membuktikan pertemuan itu, saat menggelar konferensi pers di Jakarta Timur Syaripudin menunjukkan foto dirinya bersama Mas Bechi di Ponpes Shiddiqiyyah kala itu.
Syaripudin mengatakan, salah satu hal ganjil yang ia temukan bahwa santri yang ada di pesantren Shiddiqiyyah menjadi alat untuk melindungi Mas Bechi. Bahkan, menurutnya, di Ponpes itu Mas Bechi sudah dianggap layaknya raja.
"Seluruh santri di sana melindungi Mas Bechi, bahkan dia sudah dianggap raja di sana. Mas Bechi juga gunakan para santri untuk melindungi dia. Saya lihat itu di setiap sudut setiap saat ada yang berjaga. Santrinya di sana kira-kira hanya ratusan lah," tuturnya dilansir detikNews, Sabtu (9/7/2022).
Tidak hanya itu, dia menyebutkan di Ponpes yang sangat luas itu terdapat sebuah bangunan yang cukup megah mirip Masjid. Ketika ia menanyakan, ternyata itu adalah bangunan khusus baiat.
"Saya lihat dan tanya waktu itu saya mau sembahyang, saya kira itu masjid karena bagus dan mentereng. Kemudian dijelaskan kalau itu tempat bai'at. Saya tanya kenapa harus dibaiat? Tujuannya mereka ya bilang baiat ke Allah," ujarnya.
Ponpes Shiddiqiyyah Ploso, Jombang ternyata memang sangat luas. Saat melakukan pengepungan dan upaya jemput paksa Mas Bechi, polisi akhirnya mengetahui bahwa luas ponpes itu kurang lebih mencapai 50 hektare.
Karena saking luasnya Ponpes itu, penyisiran sekaligus pencarian keberadaan Mas Bechi oleh Polisi dilakukan selama kurang lebih 16 jam sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
Sebelumnya, Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat mengatakan dalam tugas jemput paksa itu ia menyiapkan sekitar 250 personel Polres Jombang, termasuk polwan dan Pleton Asmaul Husna untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Polisi juga menggunakan mobil water canon dan mobil komando dengan pengeras suara serta melakukan blokade ke akses masuk utama pasukan ke dalam Ponpes Shiddiqiyyah.
Selain menutup jalur menuju Ponpes Majma'al Bachroin Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, polisi juga menutup semua akses masuk ke pondok tersebut. Mereka lantas menggelar patroli sekitar pesantren dengan menyalakan sirene dan lampu rotator.
Proses jemput paksa yang juga diwarnai negosiasi dengan pengasuh Ponpes itu sempat berjalan alot. Hingga akhirnya Mas Bechi disebut menyerahkan diri kepada polisi pada Kamis malam pukul 23.00 WIB.
Kini tersangka kekerasan seksual terhadap santriwati itu telah mendekam di Rutan Medaeng. Bechi yang telah menjadi tersangka kasus itu sejak 2020 silam bahkan sempat dinyatakan masuk DPO itu kini sedang menunggu proses persidangan.
(dpe/sun)