Sekitar 600 polisi diterjunkan menangkap Moch Subchi Azal Tsani atau Mas Bechi (42) di Ponpes Shiddiqiyyah, Desa Losari, Ploso, Jombang. Operasi penangkapan DPO pencabulan santriwati itu berlangsung sejak pagi buta pukul 06.00 WIB.
Persiapan penangkapan Mas Bechi dilakukan polisi sejak Rabu (6/7) malam. Sebagai pemangku wilayah, Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat saat itu memaparkan potensi kerawanan ketika dilakukan penangkapan Subchi di Ponpes Shiddiqiyyah kepada Polda Jatim.
"Karena saya sebagai pemangku wilayah yang dianggap tahu dinamika di lapangan. Kemudian kami apel konsolidasi level polres sebagai persiapan sewaktu-waktu kalau ada penindakan. Karena saat itu belum diputuskan waktu penindakan," kata Nurhidayat kepada detikJatim di kantornya, Jalan KH Wahid Hasyim, Jumat (8/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurhidayat menyiapkan sekitar 250 personil Polres Jombang, termasuk para polwan dan Pleton Asmaul Husna untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Polisi juga menggunakan mobil water canon dan mobil komando dengan pengeras suara. Polda Jatim lantas memutuskan operasi penangkapan Bechi pada Kamis (7/7) pagi.
Akses masuk utama pasukan ke dalam Ponpes Shiddiqiyyah juga ditentukan. Yakni melalui gapura pondok di sebelah minimarket. Karena gapura ini tidak begitu jauh dari kediaman pimpinan tarekat Shiddiqiyyah KH Muhammad Mukhtar Mukthi. Pintu masuk sisi utara tidak dipilih karena terhalang kendaraan simpatisan Mas Bechi.
"Polres Jombang mendahului ke lokasi, sejak jam 6 pagi kami sudah penyekatan, jalur sudah kami sterilkan dilapisi serse melakukan penutupan jalan," terangnya.
Selain menutup jalur menuju Ponpes Majma'al Bachroin Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, polisi juga menutup semua akses masuk ke pondok tersebut. Mereka lantas menggelar patroli sekitar pesantren dengan menyalakan sirene dan lampu rotator. Luas pondok ini mencapai 50 hektare.
"Mohon maaf, ibaratnya supaya ikan tidak keluar dari kolamnya. Kekuatan cadangan kami siapkan di Mapolres Jombang," ujar Nurhidayat.
Ratusan Jemaah Menyambut Polisi dengan Berselawat
Saat akan masuk melalui gapura Ponpes Shiddiqiyyah di sebelah minimarket, Nurhidayat menuturkan, pihaknya disambut jemaah Shiddiqiyyah. Jumlah mereka sekitar 200 orang, tapi berpencar. Massa melantunkan asmaul husna untuk menghindari negosiasi dengan polisi.
"Saya tidak kehabisan akal, saya ucapkan salam agak kencang mereka berhenti untuk menjawab salam. Saya sampaikan saya mewakili Polda bahwa hari ini ada upaya penegakan hukum. Tolong disampaikan ke Pak kiai (Mukhtar), saya beri waktu satu jam," jelasnya.
Polisi sudah menyampaikan imbauan tidak menghalang-halangi. Tapi kericuhan tetap terjadi. Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sambil menunggu jawaban dari pimpinan pesantren, Nurhidayat mengontrol penyekatan yang dilakukan anggotanya. Ia menugaskan para polwan untuk mendekati jemaah perempuan.
Pihaknya juga menyampaikan imbauan kepada orang-orang di dalam pondok agar tidak menghalangi atau melawan polisi jika tidak ingin dikenakan sanksi pidana pasal 19 UU nomor 12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).
"Agar mereka sadar kalau ada tindakan hukum yang berimplikasi bagi mereka. Saya dari pintu masuk menyapa warga sebagai teknik komunikasi bahwa tindakan kami untuk warga juga. Saya sebagai negosiator juga memprofil lingkungan, SDM berapa dan tipenya," terangnya.
Pasukan dari Polda Jatim akhirnya tiba. Sehingga total pasukan yang diterjunkan ke Ponpes Shiddiqiyyah saat itu sekitar 600 personel. Selain dari Polres Jombang, pasukan juga dari Satbrimob, Dalmas, dan Ditreskrimum Polda Jatim. Bantuan 30 personel dari Kodim 0814 disiagakan di Mapolsek Ploso.
Kericuhan dan Penyiraman Air Panas
Pasukan gabungan merangsek masuk ke Ponpes Shiddiqiyyah sekitar pukul 07.30 WIB. Akses masuk dari gapura menuju ke ring 2 pesantren disterilkan. Sampai di pintu gerbang kedua Ponpes Shiddiqiyyah, Nurhidayat mengatakan bahwa pasukan diadang sekitar 50 pria.
Saat itu, pihaknya akan membacakan surat perintah penggeledahan pondok untuk menangkap Mas Bechi. Namun, massa menghalangi polisi agar tidak masuk ke kediaman Kiai Mukhtar.
"Ketika terjadi benturan, menurut saya tidak terjadi perlawanan. Mereka hanya menghambat penyampaian pesan kepada inti (Kiai Mukhtar). Saat pasukan masuk mereka menyiram air panas. Itu dinamika di lapangan yang membuat kami melakukan tindakan tegas," ungkapnya.
Menurut Nurhidayat, kericuhan terjadi sekitar 15 menit saja. Karena saat itu, ia diizinkan masuk untuk bertemu langsung dengan Kiai Mukhtar sekitar pukul 07.45 WIB.
Negosiasi kembali terjadi. Sang Kiai kembali berjanji mengantar anaknya. Selengkapnya di halaman berikutnya.
Saat itu, ia masuk ke kediaman Kiai Mukhtar bersama Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha dan Mantan Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Teguh Setiawan. Di lokasi sudah ada Kiai Mukhtar dan istrinya, serta para petinggi Organisasi Shiddiqiyyah.
Pada saat itulah negosiasi terjadi. Sebagaimana terlihat dalam video yang beredar, saat itu terjadi kesepakatan antara Nurhidayat dengan ulama yang akrab disapa Yai Tar itu.
Janji Kiai hingga Mas Bechi Menyerahkan Diri
Di kediaman Kiai Mukhtar itu, Nurhidayat bersama Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha dan Mantan Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Teguh Setiawan. Terlihat dalam video yang beredar, saat itu terjadi kesepakatan antara Nurhidayat dengan ulama yang akrab disapa Kiai Tar itu.
"Mbah Yai (Kiai Mukhtar) menyampaikan akan menyerahkan (Mas Bechi) kepada Polda paling lama sore. Bilangnya akan mengantarkan ke polda. Akhirnya kami buat salaman sebagai bentuk kesepakatan kami disaksikan para jemaah. Kemudian saya keluar menata jemaah agar tidak berkumpul di satu titik agar tidak mudah diprovokasi, alhamdulillah mereka mau," cetusnya.
Sampai bertemu dengan Kiai Mukhtar, tambah Nurhidayat, pihaknya belum menemukan keberadaan Bechi. Namun, Polda Jatim meyakini DPO pencabulan santriwati itu berada di dalam Ponpes Shiddiqiyyah.
"Dia bersembunyi di mana, kami tidak tahu. Karena pondok itu luas. Kami lakukan penyisiran terus sampai malam. Tugas saya sebagai negosiator," jelasnya.
Sayangnya, Nurhidayat enggan menceritakan proses penangkapan Mas Bechi hingga menyerahkan diri. Menurutnya, itu menjadi kewenangan Polda Jatim. DPO pencabulan santriwati itu baru menyerahkan diri menjelang tengah malam sekitar pukul 23.00 WIB. Saat ini, Bechi ditahan di Rutan Medaeng.
Proses penangkapannya diwarnai perlawanan dari massa Shiddiqiyyah. Sehingga polisi mengamankan 323 orang dari pondok ke Mapolres Jombang. Dari jumlah itu, 5 orang ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Sedangkan 318 orang telah dipulangkan.